REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Penerapan mobil listrik atau electric vehicle (EV) terus didorong. Hal itu pun diimbangi dengan riset untuk mendalami hal apa saja yang masih menghambat penerapan kendaraan ramah lingkungan tersebut.
Dikutip dari Car and Driver pada Senin (30/5/2022), sebuah survei pun digelar di Amerika Serikat (AS) oleh Autolist karena saat ini jumlah penjualan EV di AS masih terbilang kecil.
Lewat survei yang melibatkan 1.350 masyarakat AS pada April dan Mei 2022, terlihat bahwa harga masih jadi kendala utama dalam penerapan EV. Sedangkan kendala lain yang juga disoroti adalah soal kemampuan jelajah EV serta ketersediaan infrastruktur.
Hasil ini pun terbilang unik karena kenaikan harga bahan bakar minyak yang tengah terjadi saat ini ternyata tetap membuat masyarakat menilai bahwa harga EV masih terlalu mahal.
Rupanya, kebanyakan masyarakat AS masih lebih rela untuk membeli bahan bakar dengan harga tinggi dibanding harus membeli EV. Padahal, EV menawarkan biaya operasional dan biaya perawatan yang jauh lebih rendah.
Riset itu pun mendalami hal lain yang juga jadi latar belakang minimnya serapan pasar untuk sejumlah produk EV. Dari semua responden, rupanya 23 persen diantaranya masih belum mengetahui soal seluk beluk EV.
Artinya, masih ada masyarakat yang belum paham betul bahwa meski harga EV mahal tapi konsumen mendapat sejumlah benefit secara langsung maupun tak langsung termasuk soal biaya operasional dan biaya perawatan yang jauh lebih rendah dibanding mobil konvensional.