REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Aktivis perdamaian Irfan Amalee memandang konten positif yang masif disebarkan melalui media sosial akan mengikis sedikit demi sedikit konflik yang terjadi antarsuporter sepak bola di Indonesia.
"Harus bikin budaya baru karena kita tidak bisa menghapus budaya lama. Kita bikin counter culture dan menjadikannya mainstream. Ini akan hilang sendiri budaya kekerasannya," ujar Irfan ditemui usai menjadi narasumber lokakarya konten positif di Balai Kota Bandung, Jumat (28/7).
Pria yang pernah meraih penghargaan Young Creative Entrepreuneur (IYCE) Communication Award 2009 ini mengatakan, kekerasan atau provokasi di media sosial tidak bisa dilawan secara langsung. Namun harus dengan cara-cara yang lebih kreatif.
Perlawanan tersebut dapat dilakukan dengan penyebaran konten positif melalui berbagai perangkat media sosial, salah satunya youtube.
"Kalau melalui youtube kan ada video, gambar, tulisan jadi lebih kena (pesan-pesan perdamaian)," kata dia.
Menurutnya, saat ini pengakses media sosial kebanyakan berasal dari kalangan pelajar. Mereka dengan mudah disusupi kebencian-kebencian antar suporter.
Dikatakan dia, para pelajar terutama dari sekolah menengah pertama (SMP) cenderung beranggapan bahwa ketika mereka tidak membenci salah satu suporter tim lawan, maka dianggap tidak punya jati diri sebagai pendukung.
"Cuman bagaimana yang ini isolisir jangan jadi aktraktif. Anak-anak SMP kebanyakan (menganggap) pembenci itu keren pokoknya. Kalau gak galak sama pendukung Persija, gak bobotoh. Nah, kita harus bikin alternatif narasi," kata dia.
Untuk itu, ia berencana akan meluncurkan konten alternatif bersama para pelajar di Kota Bandung yang dinamai Bobotoh Bageur. Menurutnya, konten tersebut akan berisi pesan-pesan damai yang disuarakan oleh para pelajar yang juga pendukung Persib.
"Kita membikin kampanye slogan-slogan tentang perdamaian yang diambil dari bahasa Sunda, bahwa bobotoh yang welas asih itu yang bagaimana," kata dia.
Kata dia, ide tersebut tercetus saat meninggalnya seorang bobotoh, Ricko Andrean Maulana, yang tewas akibat dikeroyok oleh sesama suporter saat pertandingan Persib melawan Persija pada (22/7) lalu. Ia berharap, tewasnya Ricko menjadi titik balik perdamaian antarsuporter yang diidam-idamkan, di samping penyebaran konten positif.