REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — PT Trans Marga Jateng (TMJ) --selaku pengelola jalan tol Semarang- Solo—menghendaki besaran tarif untuk jalan tol ruas Bawen- Salatiga (Seksi III) Rp 1.000 per kilometer. Besaran usulan tarif yang tengah dikaji oleh Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) ini dipertimbangkan dengan adanya penambahan investasi selama pembangunan konstruksi ruas Bawen- Salatiga.
"Total tambahan investasi di ruas Bawen- Salatiga ini mencapai sekitar Rp 165 miliar,” ungkap Direktur Teknik dan Operasi PT TMJ, Ali Zaenal Abidin di sela acara 'Temu Pelanggan 2017', di kompleks Rest Area KM 22, Kamis (10/8).
Besaran tarif Rp 1.000 per kilometer ini, jelasnya, merupakan usulan dari PT TMJ. Tetapi usulan ini belum final, karena masih akan dievaluasi oleh BPJT apakah besaran tarif ini memang layak.
Ali juga mengakui, disamping biaya investasi yang ada pada BPJT, pada proses pembangunan ruas tol Bawen- Salatiga juga ada investasi tambahan di beberapa lokasi. Contohnya untuk pemasangan borepile untuk mengatasi pergerakan tanah di wilayah Kandangan, pembangunan overpass PTPN dan sipon atau saluran air yang melewati bawah jalan seperti permintaan warga, di wilayah Polosiri.
"Jadi ada tambahan- tambahan investasi, yang kalau ini bisa diakomodir oleh BPJT maka kurang lebih tarifnya nanti Rp 1.000 per kilometer,” lanjutnya.
Masih terkait investasi tambahan, baru- baru ini PT TMJ juga diminta untuk melakukan pelebaran akses keluar tol di Tingkir. Suratnya perihal ini juga sudah ada dari BPJT. Artinya ini juga akan membutuhkan tambahan investasi kembali.
Khusus untuk fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) yang terkena jalan tol diakui Ali sudah beres. Sedangkan untuk lahan masih ada sebagian kecil yang harus segera diselesaiakan oleh PT TMJ.
Hanya saja lahan tersebut berupa Tanah Kas Desa (TKD). Ia berharap secepatnya bisa ada tanah pengganti. "Atau --kalau menurut aturan yang baru—juga boleh diganti uang sambil dicari tanah penggantinya,” tegasnya.
Terkait dengan rencana operasional tol ruas Bawen- Salatiga, PT TMJ berharap bisa dilaksanakan secepatnya. Kemarin, tanggal 8 dan 9 Agustus 2017, tim kelaikan dari Bina Marga, BPJT , Korlantas Polri dan Perhubungan Darat sudah melakukan uji di lapangan.
Hasilnya PT TMJ diberikan waktu dua pekan untuk melakukan beberapa perbaikan guna menyempurnakan temuan tim kelaikan di lapangan. Secara umum dalam uji kelaikan jalan tol sepanjang 17,6 kilometer ini tak ada kendala, termasuk dengan konstrusinya.
Namun ada beberapa catatan yang harus diperbaiki. Misalnya guardrail-nya kurang panjang dan harus ditambah. "Kebanyakan terkait masalah sarana pendukung keselamatan seperti rambu- rambu, marka dan ini harus kita sempurnakan dalam dua pekan ini,” katanya.
Melihat kondisi tersebut, lanjut Ali, maka operasional jalan tol ruas Bawen- Salatiga paling cepat baru bisa dilaksanakan PT TMJ akhir Agustus ini. Karena selain uji kelaikan juga ada penetapan tarif. Sementara tarif ini juga sedang didiskusikan dengan BPJT.
Tahapannya dari BPJT baru diusulkan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mendapatkan Keputusan Menteri PUPR soal tariff tol ini. Untuk peresmiaannya, ia berharap bisa dilakukan oleh Presiden Joko Widodo.
Saat ini PT TMJ juga masih menunggu kabar. "Mudah mudahan pak Presiden kalo memang bisa. Tapi sampai hari ini kepastiannya siapa masih tentatif,” katanya.
Ia juga mendengar, kabarnya peresmian ini mau digabung dengan peresmian tol di Jawa Timur. Tetapi hal ini juga belum ada kepastiannya. "Mudah- mudahan di akhir bulan ini paling telat sudah bisa dioperasionalkan,” ujar Ali.