REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan produksi ikan asin mengalami penurunan drastis, karena pengaruh garam langka untuk memenuhi kebutuhan industri kecil menengah di daerah itu.
"Saat ini stok garam untuk kebutuhan industri kecil menengah di gudang distributor, pengecer kosong karena produksi petani garam di Pulau Jawa turun drastis," kata Kepala Disperindag Kepulauan Babel Yuliswan di Pangkalpinang, Jumat (11/8).
Ia menjelaskan kelangkaan garam untuk industri ini berdampak langsung terhadap produksi ikan asin turun hingga 60 persen, balok es untuk kebutuhan nelayan dalam mengawetkan ikan juga mengalami mengalami penurunan yang cukup tinggi. "Kelangkaan garam ini memicu kenaikan harga ikan segar dan olahan, sehingga dapat memicu inflasi tinggi," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, distributor garam diharapkan segera memasok garam untuk mengatasi kelangkaan garam kebutuhan industri kecil menengah di daerah itu. "Kami sudah berkoordinasi dan meminta distributor untuk segera mendatangkan garam ini, namun hingga saat ini ketersediaan garam untuk mendukung industri di daerah ini masih terbatas," katanya.
Yuliswan mengatakan pada saat koordinasi, distributor berjanji akan mendatangkan 45 ton untuk memenuhi kebutuhan pelaku usaha pengasinan ikan dan balok es. "Mudah-mudahan saja pasokan garam ini segera ada, sehingga pelaku usaha tidak lagi kesulitan mendapatkan garam dan harga komoditas ikan akan kembali normal," ujarnya.