Senin 28 Aug 2017 09:26 WIB

ASSA Apresiasi BPJS Ketenagakerjaan yang Melindungi TKI

Chairman ASSA, ATTY Emmanuel F Dooc menyerahkan apresiasi kepada Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto untuk kategori Insurance Coverage.
Foto: bpjs naker
Chairman ASSA, ATTY Emmanuel F Dooc menyerahkan apresiasi kepada Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto untuk kategori Insurance Coverage.

REPUBLIKA.CO.ID, UDONTHANI -- BPJS Ketenagakerjaan kembali memperoleh apresiasi, kali ini di level internasonal. Dalam 34th ASSA (ASEAN Social Security Association) Board Meeting yang diselenggarakan di Udonthani, Thailand tanggal 23 hingga 25 Agustus, BPJS Ketenagakerjaan mendapatkan apresiasi dalam kategori Insurance Coverage, khususnya dalam perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan yang kini juga mencakup perlindungan pekerja migran asal Indonesia di luar negeri (TKI).

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto berharap apresiasi ini menjadi motivasi bagi semua pihak dalam mengedepankan pentingnya perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan dalam kehidupan sehari-hari. "Sekarang TKI kita sudah mendapatkan perlindungan dari BPJS Ketenagakerjaan, semoga ke depannya perlindungan menyeluruh bagi seluruh pekerja di Indonesia dapat segera tercapai," kata Agus.

Apresiasi pada kategori Insurance Coverage ini diserahkan oleh Chairman ASSA, ATTY. Emmanuel F. Dooc di sela pertemuan ASSA yang dilaksanakan. Dalam ASSA Board Meeting yang diselenggarakan selama tiga hari ini, fokus utama yang dibahas adalah mengenai Ageing society yang merupakan salah satu isu global. Hal ini karena masyarakat yang masuk dalam kategori usia tua semakin banyak dan tidak berimbang dengan jumlah usia produktif. Alhasil ini berdampak pada kondisi perekonomian negara, dimana pemasukan negara lebih kecil dibanding pengeluarannya, sementara tanggungjawab negara atas jaminan sosial seluruh warga negara merupakan hal yang wajib.

Dalam pembahasan Ageing Society, Agus memaparkan bagaimana kondisi Indonesia yang saat ini sedang menikmati bonus demografi, harus segera mempersiapkan skema jaminan pensiun yang tepat. Salah satunya dengan akselerasi besaran iuran kepesertaan dengan kewajiban jangka panjang.

"Kita harus belajar dari pengalaman beberapa negara yang sedang menghadapi masalah ageing society. Masa-masa bonus demografi di Indonesia ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mempersiapkan pendanaan program pensiun," kata Agus.

Sebelumnya, Agus Susanto juga menghadiri kegiatan APIC (Asia Pacific Investment Conference) di Bangkok, Thailand (22/8). Kegiatan tersebut dihadiri oleh manager investasi dan pengelola dana jaminan sosial se-Asia Pasifik. Dalam pertemuan tersebut, Agus yang diundang sebagai salah satu pembicara menyampaikan  capaian perekonomian Indonesia yang sangat baik saat ini dengan didukung pula kondisi politik yang relatif stabil, sehingga sangat prospektif untuk melakukan investasi di Indonesia, khususnya dalam bidang infrastruktur.

Dalam kesempatan tersebut BPJS Ketenagakerjaan mengajak jaminan sosial di Asia Pasifik untuk bersama sama melakukan investasi (joint investment) di Indonesia khususnya di proyek Infrastruktur. Employee Profident Fund (EPF) dan SOCSO Malaysia tertarik dengan ajakan tersebut dan sepakat untuk dibahas di level teknis.

"Semoga dengan kerjasama Internasional dan masukan kami dalam forum internasional, bisa memberikan kontribusi yang baik bagi perkembangan jaminan sosial ketenagakerjaan, termasuk dalam hal perlindungan pekerja migran," kata Agus.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement