Senin 28 Aug 2017 10:23 WIB

BI Sebut Investasi Masih di Faktor Utama Pertumbuhan Ekonomi

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan, pertumbuhan ekonomi Tanah Air kemungkinan akan lepas dari angka 5 persen pada sekitar 2019 mendatang. Dengan begitu pada tahun ini, diproyeksikan pergerakan pertumbuhan ekonomi masih di Kisaran 5-5,4 persen.

"Mungkin tahun ini pertumbuhan ekonomi jatuh di 5,1 persen. Proyeksi pemerintah mungkin sama di 5,1 sampai 5,2 persen," ujar Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi BI Dody Budi Waluyo, kepada wartawan di Yogyakarta, Senin (28/8).

Ia menambahkan, setiap tahun proyeksi pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat. "Tahun 2018 5,1 sampai 5,5 persen. Lalu naik 5,3 sampai 5,7 persen di 2019. Setelah itu mudah-mudahan kita langsung menuju level 6 persenan," jelas Dody.

Menurutnya, faktor utama perekonomian terus tumbuh adalah investasi. Pasalnya, investasi diperkirakan akan tumbuh di medium term enam hingga 7 persen.

"Jadi ini yang akan jadi value added. Kita bisa lihat potensial akan meningkat lebih baik lagi," tambahnya. Dody menyebutkan, beberapa sektor paling potensial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di antaranya pengolahan, pertanian, konstruksi, komunikasi, serta jasa keuangan.

Dirinya menambahkan, yang terpenting output produksi nasional bisa berdaya saing. "Ekspor riil kita dalam jangka panjang tentunya akan tumbuh rata-rata tumbuh empat persen di 2020-2021," tutur Dody.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement