Senin 28 Aug 2017 15:30 WIB

Istiqamah Sampai Akhir Hayat

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Agung Sasongko
Berdoa Ilustrasi
Foto: Antara
Berdoa Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kehidupan yang dijalani manusia di dunia pada hakikatnya hanyalah ujian menuju alam yang lebih kekal, yaitu akhirat. Dalam menghadapi ujian tersebut, sudah tentu hasil yang didapat oleh setiap orang tidak akan sama. Ada yang meninggal dalam keadaan baik dan penuh keimanan (husnul khatimah), ada pula yang tutup usia dalam keadaan buruk (suul khatimah).

Seseorang yang selama hidupnya mengaku Mukmin pun belum tentu akan meninggal dalam keadaan beriman. Karena itulah, sebagai Muslim, kita dituntut untuk menjalani ujian kehidupan di du nia ini dengan penuh kesabaran dan istiqamah. Di samping itu, kita harus selalu meminta kepada Allah SWT agar diberikan-Nya petunjuk jalan yang lurus.

Dalam satu kajian Islam yang digelar oleh Ikatan Remaja Masjid Nurul Amal Pasar Minggu, Ja karta Selatan, akhir pekan lalu, Ustaz Oemar Mita mengatakan, jalan yang lurus adalah jalan yang diikuti oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Jalan tersebut bersumber pada Alquran dan hadis. Abdullah ibnu Mas'ud RA berkata, "Ikutilah tuntunan (Al qur an dan hadis) dan janganlah mem buat ajaran-ajaran baru, ka rena sesungguhnya kalian telah dicukupkan."

Dia juga berkata, "Sesung guh nya kami (para sahabat) ini ha nya meneladani, bukan me mulai. Kami sekadar mengikuti (Rasulullah SAW), bukan meng ada-adakan sesuatu yang baru. Kami tidak akan tersesat selama ka mi tetap berpegang teguh (istiqamah) dengan atsar (per ka ta an dan ketetapan para saha bat)." (Da'a'im Minhaj Nubuw wah, halaman 46).

Menurut Oemar, perkataan Ibnu Mas'ud di atas cukup menjelaskan bahwa seorang Muslim tidak akan tersesat dalam hidupnya sepanjang ia selalu istiqamah mengikuti tuntunan yang diberi kan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat. Namun, pada prak tik nya, membiasakan diri bersi kap istiqamah itu bukanlah per kara yang gampang.

"Sudah banyak bukti tentang orang-orang yang mendapat hi da yah dari Allah SWT, tapi kemudian mereka terpeleset dari jalan yang lurus, sehingga meninggal dunia dalam keadaan tidak ber iman," ujar Oemar. Dai lulusan Lem baga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) itu menuturkan, iman yang diperoleh seseorang semasa hidupnya belum tentu bisa menjadi jaminan untuk mengantarkannya menuju surga. Sebagai contoh di sini adalah ki sah Bal'am bin Ba'urah, seorang le laki dari kalangan Bani Israil yang hidup pada zaman Nabi Mu sa AS.

Pada awalnya Bal'am dikenal oleh kaumnya sebagai orang alim yang memiliki keimanan sangat tinggi kepada Allah SWT. Saking tingginya kedudukan iman lelaki itu, apa pun yang ia minta dalam doanya, niscaya Allah akan me nga bulkannya. Tapi, Bal'am akhir nya tergelincir oleh bujukan dunia dan berubah menjadi orang yang selalu menuruti hawa nafsunya. Tidak hanya itu, dia kemudian juga dikenal sebagai salah satu sekutu Firaun dalam memu suhi Musa AS. Di ujung hidupnya, Bal'am meninggal dalam ke adaan suul khatimah.

Contoh lainnya adalah kisah ar-Rajjal bin Unfuwah, lelaki yang pernah beriman di masa Ra sulullah SAW. Dalam satu riwayat disebutkan, Rajjal pada awalnya dikenal sebagai orang yang memiliki pemahaman Alquran yang baik di kalangan para sahabat. Karena pengetahuan agamanya itu, Rasulullah SAW mengutusnya sebagai pengajar agama Islam kepada penduduk Yamamah.

Namun, Rajjal kemudian murtad dan menyatakan berbaiat kepada Musailamah al-Kadzdzab (nabi palsu yang ditumpas kaum Muslim pada zaman Abu Bakar Shiddiq). Di akhir hidupnya, Rajjal meninggal dalam barisan orang-orang kafir dan munafik. "Dari dua kisah tersebut, dapat kita pahami bahwa tidak ada garansi bagi orang yang beriman se masa hidupnya akan tetap berpegang teguh kepada petunjuk Allah hingga kematiannya," ucap Oemar.

Karena itu, dia mengingatkan kepada jamaah untuk tidak cepat merasa puas dengan iman yang dimiliki saat ini. "Jangan pernah berhenti berdoa meminta petunjuk jalan yang lurus kepada Allah. Jangan pernah berhenti berdoa meminta kematian yang husnul khatimah," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement