REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bentuk Masjid Raya Minsk hasil restorasi rupanya persis sama dengan masjid yang sama tempo abad ke-19 lalu. Namun, tentu saja dengan kapasitas yang lebih besar.
Masjid ini mampu menampung hingga 2.500 orang jamaah. Ada pula pelbagai fasilitas penunjang, semisal madrasah untuk anak-anak dan remaja di lantai dasar masjid ini. Kemudian, perpustakaan dengan koleksi yang cukup baik serta sebuah ruangan khusus untuk para mufti. Bahkan, ada pula museum sejarah Islam di kompleks masjid ini.
Pada November 2016, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meresmikan masjid ini. Masjid Raya Minsk merupakan cerminan keindahan gaya arsitektur Tatar tradisional. Ciri itu terutama tampak pada bentuk atap, kubah, birai jendela, dan mihrab. Warna merah bata mendominasi keseluruhan bangunan masjid yang terdiri atas dua lantai ini.
Pengunjung dapat menapaki anak tangga untuk masuk melalui pintu utama yang berdekatan dengan mihrab. Terdapat pagar berwarna putih yang berhiaskan ornamen geometris mengelilingi bangunan utama tempat shalat.
Menara Masjid Raya Minsk cenderung merupakan perpaduan gaya Turki Ottoman dengan Tatar. Melihat desain masjid tersebut dari abad ke-19, menaranya memiliki empat sisi dan terdiri atas dua bagian sehingga tidak terlalu tinggi.
Kini, menara Masjid Raya Minsk mempunyai enam sisi (heksagonal) dan menjulang tinggi; semakin ke atas, semakin mengecil bentuknya. Adapun kubah masjid ini dilapisi juga berwarna merah bata tetapi berbahan dasar alumunium. Karena itu, kubah tersebut tampak berkilauan pada siang hari cerah.
Bagian dalam masjid ini tidak kalah indah. Dindingnya merupakan marmer putih yang bermotif kotak-kotak. Di beberapa sisinya, serta yang berdekatan dengan mihrab, terdapat kaligrafi yang terukir pada permukaan kayu. Kaligrafi tersebut memuat Kalamullah dengan gaya penulisan Kufic.
Kayu juga menjadi bahan dasar untuk bagian mimbar dan dinding mihrab masjid ini. Pada birai yang mema gari lantai dua, terdapat pagar besi dengan hiasan corak geometris, yang serupa dengan penampakan pagar luar masjid ini. Di bawah pagar lantai dua ini, ukiran khas suku Tatar tergurat dengan latar berwarna putih pualam.
Biasanya, lantai dua dipakai untuk jamaah perempuan, sedangkan jamaah laki-laki dapat shalat di lantai dasar. Sebagai sumber cahaya, tepat di tengah langit-langit masjid ini terpasang lampu gantung besar dengan bentuk dua lingkaran. Di samping itu, ada pula sejumlah lampu listrik memancarkan cahaya putih.
Yang cukup mempersona, pada permukaan langitlangit atap masjid ini terdapat kaligrafi nama-nama, yakni Nabi Muhammad SAW dan para khulafaur rasyidin serta lafazh Allah. Warna dominannya adalah putih dan tampak mengelilingi permukaan interior kubah masjid ini yang berwarna biru langit. Di tengahnya, terdapat pola-pola geometris yang menyerupai bentuk matahari.