Kamis 31 Oct 2024 15:24 WIB

Tiga Sumber Ciri Arsitektur Persia-Islam

Masa-masa tiga dinasti di Persia ini sumbang pencapaian dalam seni arsitektur Islam.

Masjid Shah menampilkan ciri khas arsitektur Persia, muqarna dan iwan.
Foto: dok wiki
Masjid Shah menampilkan ciri khas arsitektur Persia, muqarna dan iwan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penaklukan Islam atas Persia pada abad ketujuh memberikan manfaat bagi kaum Muslimin. Di antaranya, kekayaan inovasi arsitektur yang berkembang selama berabad-abad. Mulai dari jalan besar, saluran air dan berbagai legasi Kekaisaran Romawi, hingga basilika Bizantium dan Persia.

Gaya arsitektur khas Persia berkembang di berbagai dinasti. Perkembangan Gaya Arsitektur Persia ini dapat dilihat pada masa Dinasti Seljuk, Il Khanate, dan Safawi.

Baca Juga

Seljuk

Pada masa dinasti Seljuk (Iran) pembangunan masjid muncul untuk pertama kalinya. Tempat penginapan yang disebut khans atau karavan, untuk pelancong dan hewannya memiliki gaya khas yang dihias begitu juga dengan puing-puing batu, dan benteng yang kuat.

Perkembangan seni arsitektur ini terlihat pada makam seperti Gunbad-i-qabus menampilkan motif Zoroaster dan alun-alun berkubah, contohnya adalah makam Samanids di kota Bukhara.

Khanate

Di masa ini inovasi dilakukan dengan membangun kubah yang akhirnya memungkinkan orang Persia untuk membangun struktur yang jauh lebih tinggi. Puncak arsitektur Il-Khanate dicapai dengan pembangunan Kubah Soltaniyeh (1302–1312) di Zanjan, Iran, yang tingginya mencapai 50 meter dan diameter 25 meter, menjadikannya kubah batu terbesar ketiga dan tertinggi yang pernah didirikan.

Kubah tipis bercangkang ganda diperkuat oleh lengkungan di antara lapisan-lapisan. Makam Oljeitu di Soltaniyeh adalah salah satu monumen terbesar dan paling mengesankan di Iran.

Safawi

Kebangkitan di masjid Persia dan bangunan kubah terjadi pada masa Dinasti Safawi, ketika Shah Abbas, pada 1598 memulai rekonstruksi Isfahan, dengan Lapangan Naqsh-e Jahan sebagai pusat dari ibukota barunya. Ciri khas kubah Persia, yang memisahkan mereka dari kubah-kubah yang dibuat di dunia Kristen atau kekaisaran Ottoman dan Mughal, adalah ubin warna-warni yang menutupi bagian luar kubah mereka seperti interior.

Kubah-kubah ini berjumlah puluhan di Isfahan, dan bentuknya berwarna biru akan mendominasi cakrawala kota. Memantulkan cahaya matahari, kubah-kubah ini nampak seperti permata pirus yang berkilauan dan bisa dilihat dari jarak jauh oleh para pelancong yang mengikuti jalan Sutera melewati Persia. Warna-warna yang disukai Persia adalah pola keemasan, putih dan pirus dengan latar belakang biru gelap.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement