REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia, Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tengah menggelar rangkaian acara peringatan Hari Santri Nasional 2017. Sebagai rangkaian acara peringatan Hari Santri Nasional, pada 21 Oktober 2017, akan digelar pembacaan Shalawat Nariyah dan istighotsah secara serempak oleh para Nahdliyin di seluruh Indonesia.
"Shalawat Nariyah dibacakan pada 21 Oktober, jam 19.00 WIB. Pembacaannya serentak di seluruh Indonesia, di pondok-pondok pesantren, Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU)," kata Ketua Hari Santri Nasional 2017, Ahmad Athoillah kepada Republika.co.id saat Kopdar Jurnalis dan Aktivis Sosmed untuk Hari Santri Nasional di Jakarta, Selasa (26/9).
Ahmad mengatakan, pembacaan Shalawat Nariyah akan dipusatkan di Masjid Raya KH Hasyim Asyari, Jakarta. Masjid-masjid, majelis taklim, pondok pesantren yang terkoordinir dengan NU dan Kantor PCNU juga akan serempak membacakan Shalawat Nariyah sebanyak 444 kali. Kemudian setelah itu akan dilanjutkan dengan istighotsah serempak.
Dikatakannya, tujuan pembacaan Shalawat Nariyah dan istighotsah sebagai ungkapan rasa syukur terhadap kemerdekaan negara Indonesia. Juga sebagai doa agar Indonesia dijauhkan dari paham-paham radikal dan perpecahan.
"Semangat hari santri berawal dari resolusi jihad yang dikeluarkan KH Hasyim Asyari, sehingga memunculkan perjuangan para santri," ujarnya.
Ahmad menjelaskan, peringatan hari santri juga sebagai upaya memantapkan kembali resolusi jihad dengan menumbuhkan ruhul jihad. Pentingnya memperingati Hari Santri untuk mengingat jasa para santri dan ulama yang dulu berjuang untuk kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.