REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Bek tim nasional Spanyol, Gerard Pique tak ingin polemik terkait referendum Katalan dan sikapnya mengganggu timnas Spanyol. Ia akhirnya muncul ke hadapan awak media untuk membicarakan banyak hal terkait tim Matador, Katalunya, dan sikapnya selama gejolak berlangsung.
"Saya di sini, untuk memberi kejelasan tentang apa yang terjadi, dan juga karena pelatih meminta," kata pesepak bola 30 tahun itu dikutip dari AS, Rabu (4/10) malam WIB.
Ia menegaskan komitmennya bersama timnas Spanyol tak perlu diragukan lagi. Ia menghormati jika ada pihak lain yang tidak sependapat dengannya dalam menyikapi referendum Katalan. Tapi, ia tak ingin mereka yang berbeda dengannya lantas menghakiminya.
"Saya tidak memposisikan diri ada di sisi yang satu atau di sisi yang lain. Yang saya katakan adalah, semua orang bebas memilih," ujar Pique.
Ia melanjutkan, setuju atau tidaknya seseorang akan polemik yang terjadi bukan hal utama. Sebagai solusi, perlu ada ruang dialog. Menurut dia, sekalipun ada pihak yang tidak setuju, yang terpenting mereka saling menghormati dan berdialog.
Pique mengakui rekan setimnya di Spanyol mulai gerah dengan sikapnya. Itulah alasan ia merasa perlu meluruskan semuanya dengan tampil di hadapan awak media.
Pique tidak menjawab lugas ketika ditanya apakah ia ingin Katalunya berdiri sendiri sebagai sebuah negara. "Kami berada dalam situasi politik yang sulit. Satu-satunya jalan adalah melalui dialog, atau masalah ini akan semakin memburuk," ujarnya.
Pique mengatakan tentang dirinya yang sudah berkostum La Furia Roja lebih dari 10 tahun. Kalaupun pensiun dari timnas, ia menegaskan harus keluar secara baik-baik.
Pada akhirnya ia berharap tampil baik jika diturunkan pada laga kualifikasi. Pique menegaskan hubungannya dengan kapten tim, Sergio Ramos tetap kondusif, "Saya ingin bermain bagus melawan Albania. Saya pikir itu merupakan prioritas," ujar eks Manchester United ini.