Jumat 06 Oct 2017 16:08 WIB

Pengrajin Rotan di Cirebon Keluhkan Naiknya Harga Bahan Baku

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nur Aini
UKM kerajinan rotan (Ilustrasi)
UKM kerajinan rotan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Para pengrajin mebel rotan di Kabupaten Cirebon mengeluhkan naiknya harga bahan baku rotan. Padahal, mereka tak bisa menaikan harga jual produknya kepada konsumen.

 

Salah seorang pengrajin rotan di sentra mebel rotan Desa Tegalwangi, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, Sobari, menjelaskan, bahan baku rotan untuk jenis rotan asalan saat ini sudah mencapai Rp 12 ribu per kilogram. Padahal, sebelumnya harga rotan asalan itu hanya Rp 7.000per kilogram.

 

"Naiknya drastis sekali, ujar pengrajinrotan spesialis tudung saji itu," Jumat (6/10).

 

Tak hanya rotan asalan, Sobari menyebutkan, kenaikan harga juga terjadi pada rotan jenis lainnya seperti rutan lesio atau rotan murni, yakni dari harga Rp 17.500 per kilogram menjadi Rp 22 ribu per kilogram. Sobari menyatakan, kenaikan harga bahan baku rotan itu membuat beban usahanya menjadi lebih berat. Di sisi lain, dia tidak bisa menaikkan harga jual produknya karena khawatir kehilangan konsumen. Selama ini, tudung saji buatannya rata-rata dijual dengan harga Rp 25 ribu per buah.

 

Untuk membuat roda usahanya tetap berputar di tengah ketidakstabilan harga bahan baku rotan, Sobari mengaku berupaya melakukan inovasi. Hal itu di antaranya, dengan mengkombinasikan penggunaan bahan baku rotandengan sintetis dalam pembuatan tudung sajinya. "Sekarang tudung saji buatan kamilebih didominasi bahan sintetis ketimbang rotannya," tutur Sobari.

 

Sementara itu, perajin mebel rotan rumahan lainnya, Hendi, juga mengaku keberatan dengan naiknya harga bahan bakurotan. Untuk bisa terus bertahan, dia mengantisipasinya dengan mencari bahan baku sisaan pabrik-pabrik besar dengan tetap memperhatikan kualitas rotannya.

 

"Kenaikan harga rotan ini sudah terjadi sejak daerah asalnya," kata pengrajin yang khusus memproduksi rakdan parsel dari rotan itu.

 

Selama ini, bahan baku rotan yang diperoleh para pengrajin mebel rotan di Cirebon berasal dari sejumlah daerah di luar Pulau Jawa yakni dari Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi.

 

Seperti halnya Sobari, Hendi juga memilih untuk tidak menaikkan harga jual produknya. Dia khawatir kenaikan harga produk saat ini akan membuat pelanggannya kabur.

 

Selain kenaikan harga bahan baku, Hendi juga mengaku kesulitan mencari karyawan. Pasalnya, dengan modal yang bertambah besar dan harga jual produk yang tetap, dia hanya mampu memberikan upah yang minim.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement