REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Permintaan kopi bubuk berkualitas bagus semakin tinggi di pasar luar negeri sehingga tren ini harus dimanfaatkan pengusaha Indonesia sebagai salah satu produsen kopi terbesar di dunia. "Permintaan kopi bubuk yang semakin tinggi itu karena tren minum kopi yang semakin mewabah ke berbagai negara," ujar Ketua Umum BPP Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Irfan Anwar, Ahad (15/10).
Dia menyatakan, tren minum kopi juga melanda Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Jepang, dan negara-negara Eropa yang sebelumnya dikenal peminum teh. Ia mengingatkan, karena tinggi peminum kopi itu, maka harus benar-benar dimanfaatkan pengusaha dengan mengekspor lebih mengarah pada produk jadi yakni kopi bubuk yang berkualitas tinggi.
"Dengan produksi kopi olahan, maka nilai jualnya juga semakin tinggi dibandingkan dalam bentuk biji kopi," kata Irfan yang juga pemilik PT Coffindo.
Peluang ekspor kopi bubuk berkualitas tinggi itu pula yang mendorong AEKI untuk membantu petani mengembangkan kopi berkualitas. Irfan mengakui petani Indonesia sudah bergeser ke tanaman kopi jenis arabika yang memang lebih banyak diminati pasar internasional. Di Sumut daerah sentra produksi kopi seperti Dairi dan Tapanuli Utara terus mengembangkan kopi arabika.
"Produsen kopi bubuk di Sumut sudah berkembang," katanya