Rabu 18 Oct 2017 18:09 WIB

BPJS Kesehatan Goes to Campus Berlangsung di ITB

Brand Ambasador BBPJS Kesehatan Ade Rai bersama mahasiswa ITB saat edukasi pola hidup sehat pada acara BPJS Kesehatan Goes to Campus, di Aula Barat ITB, Kota Bandung, Rabu (18/10).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Brand Ambasador BBPJS Kesehatan Ade Rai bersama mahasiswa ITB saat edukasi pola hidup sehat pada acara BPJS Kesehatan Goes to Campus, di Aula Barat ITB, Kota Bandung, Rabu (18/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- BPJS Kesehatan terus mengampanyekan Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) melalui program BPJS Kesehatan Goes to Campus. Terdapat sembilan kampus ternama yang menjadi sasaran kegiatan BPJS Kesehatan Goes to Campus.

Kesembilan kampus itu, yakni Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjajaran (Unpad), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga, Universitas Sriwijaya, Universitas Sumatera Utara, Universitas Diponegoro, serta Universitas Sebelas Maret.

Rabu (18/10), BPJS Kesehatan Goes to Campus berlangsung di Kampus ITB. Hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Teknologi dan Informasi BPJS Kesehatan Wahyuddin Bagenda, Deputi Direksi Wilayah Jabar Mohammad Edison, brand ambassador BPJS Kesehatan Ade Rai, serta para mahasiswa.

Selain mengampanyekan JKN-KIS, BPJS Kesehatan Goes to Campus menjadi ajang sosialisasi pola hidup sehat. Direktur Teknologi dan Informasi BPJS Kesehatan Wahyuddin Bagenda mengatakan, sosialisasi JKN-KIS dan kesehatan sangat penting disampaikan kepada mahasiswa.

Sebab, imbuh dia, usia mahasiswa sangat rentan terpengaruh lingkungan. Faktanya, papar dia, penyakit katastropik seperti stroke, gagal ginjal, penyakit jantung, dan hipertensi kini menyerang juga anak-anak dan remaja. Salah satu pemicunya, yaitu akibat kurang olahraga dan pola makan tidak sehat.

Total pembiayaan penyakit katastropik dari 2014 hingga 2016, sebut Wahyuddin, mencapai Rp 36,3 triliun atau 28 persen dari total biaya pelayanan kesehatan rujukan. Biaya tertinggi berasal dari penyakit hipertensi dengan nilai mencapai Rp 12,1 triliun, diabetes mellitus Rp 9,2 triliun, penyakit jantung koroner Rp 7,9 triliun, dan gagal ginjal kronis sebesar Rp 6,8 triliun.

Apabila pemicu penyakit katastropik dibiarkan, ungkap Wahyuddin, dikhawatirkan akan berdampak pada kualitas kesehatan penduduk Indonesia dan keberlangsungan program JKN-KIS. Melalui BPJS Kesehatan Goes to Campus, kata dia, diharapkan mampu meningkatkan kepedulian, kerelaan dan gotong royong dalam diri para pelajar.

Menurut Wahyuddin, program JKN-KIS bersifat gotong royong. Oleh karena itu, sambung dia, setiap peserta wajib membayar iuran bulanan tepat waktu. Pihaknyapun berharap generasi muda berperan dalam mengawal keberlangsungan program JKN-KIS di Indonesia.

Dengan menanamkan rasa kepedulian dan gotong royong sejak dini, lanjut dia, generasi muda dapat membantu mendukung program pemerintah mewujudkan Indonesia yang lebih sehat. Saat ini, BPJS Kesehatan telah menjalin kerja sama dengan 22 perguruan tinggi negeri dengan total peserta 7.799 jiwa dan 28 perguruan tinggi swasta dengan total peserta 5.195 jiwa.

Kerja sama itu meliputi pendaftaran kolektif mahasiswa menjadi peserta JKN-KIS, serta sosialisasi kepada mahasiswa dan seluruh elemen masyarakat di lingkungan kampus yang bersangkutan. Hingga 1 Oktober 2017, peserta JKN-KIS telah mencapai 182.036.673 jiwa. Sementara dalam memberilan pelayanan kesehatan, BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan 21.183 fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dan 5.958 fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement