REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meletusnya konflik berkepanjagan di tanah suci, Yerussalem, Palestina, bermula ketika gerakan Zionisme mulai menunjukkan ambisinya setelah mendapatkan bantuan dari tentara sekutu.
Zionisme yang merupakan gerakan tersebar di seluruh dunia ini tujuan awalnya kembali ke Bukit Zion, tempat berdirinya Kota Yerussalem.
Awalnya, gerakan yang muncul abad ke-19 ini ingin mendirikan negara Yahudi (Israel) di Afrika. Namun, setelah mengetahui Dinasti Ottoman di bawah Khalifah Ustmaniyah lemah, akhirnya mereka mengubah tujuannya menjadi ke Yarusalem dan Palestina untuk mendirikan negara Yahudi.
Seiring pengaruh Turki Ottoman semakin melemah, ditambah ada dukungan negara-negara sekutu, imigran zionis berduyun-duyun datang ke Palestina.
Imigrasi besar-besaran ini berubah menjadi penjajahan saat mereka berhasil menguasai ekonomi, sosial, dan politik di Palestina dengan dukungan Inggris.
Setelah Zionis menguasai hampir sebagian besar Yerussalem dan Palestina, Zionis Israel atas nama agama mengklaim bahwa seluruh tempat, termasuk masjid di Yerussalem, merupakan bagian dari tanah yang dijanjikan Tuhan untuk mereka.
Untuk mendapatkan apa yang ada di Yarusalem dan Palestina serta tempat suci umat Islam lainnya, mereka melakukan gerakan yang dikenal dengan Yahudisasi. Inilah tiga tempat suci umat Islam yang mereka klaim sebagai tempat pemberian Tuhan:
Masjid Ibrahim
Masjid Ibrahim (al-Haram al-Ibrahim) yang terletak di Kota Tua Hebron (Khalil) tidak luput dari upaya Yahudisasi. Israel terang-terangan menganggap masjid ini sebagai peninggalan nenek moyang Yahudi.
Penegasan ini disampaikan oleh Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu bahwa tempat suci umat Islam Ini berada dalam ancaman penghancuran, renovasi, dan mengubahnya menjadi sinagoge atau bangunan lain menurut kepentingan Israel.
Masjid Bilal bin Rabah
Masjid yang berada di Kota Betlehem (Bait Lahm) juga tidak lepas dari agenda Yahudisasi. Israel menanamkan keyakinan dengan mengemukakan bahwa tempat ibadah Muslim ini merupakan salah satu situs-situs Yahudi.
Netanyahu yakin bahwa di bawah tanah masjid ini terdapat makam Rachel, ibunda Nabi Yusuf, sehingga Masjid Bilal ini mesti dihancurkan untuk kepentingan eksplorasi klaim sejarah mereka.
Masjid Salman al-Farisi
Masjid yang berdekatan dengan makam Nabi Yusuf di Kota Nablus, Tepi Barat, Palestina, ini termasuk bagian dari rencana Yahudisasi. Administrasi Sipil Israel telah mengeluarkan keputusan resmi untuk menghancurkan masjid tersebut.
Keputusan untuk menghancurkan Masjid Salman al-Farisi merupakan peningkatan eskalasi kebiadaban Zionis terhadap kesucian bangunan-bangunan Islam di Tepi Barat.