REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dekan dan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Prof Ari Kuncoro menyadari perkembangan teknologi yang cepat dan banyak memengaruhi masyarakat. Bisnis online sudah merebak di seluruh ruang negara Indonesia, meskipun lebih dulu secara global meluas.
Perubahan pola ini membuat departement store berjuang. Sebagai suatu negara, Indonesia harus sudah bisa memanfaatkan fenomena ini sebesar besarnya. "ini tantangan digitalisasi. Telah terjadi gaya baru dalam kehidupan perekonomian kita. Sekarang orang ke mal hanya untuk mencari hiburan, toko food yang masih hidup," ujar Ari dalam sebuah diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta (28/10).
Tantangan terbesar menurutnya adalah data. Kalau dahulu ekonomi tradisional didapatkan dengan survei, saat ini, di zaman baru ini pemerintah harus mencari cara bagaimana data-data dapat diperoleh. "Apa masih bisa melalui survei? Atau melalui platform provider? Kan masih belum jelas, bisa saja ditahan oleh perusahaan online," ujarnya.
Zaman big data seperti sekarang ini harus dilakukan perencanaan dan pemetaan sehingga kemampuan analisa data dapat digunakan guna mengetahui pertumbuhan ekonomi negara. Saat ini pekerjaan rumah pemerintah adalah bagaimana ekonomi digital dapat diperlakukan seperti zaman dulu dengan melakukan perencanaan dan sebagainya untuk mengetahui dampak positif bagi perekonomian Indonesia.
"Ini memang barang baru, dan Indonesia sudah ketinggalan beberapa tahun. Namun tidak ada kata terlambat, kita bisa melakukannya," ujarnya.
Oleh karena itu sambungnya yang diperlukan sekarang adalah di perguruan tinggi kurikulmnya harus dicanangkan, "Jadi analisa big data harus mulai dikembangkan," katanya. Tidak hanya di Fakultas Ilmu Komputer, pembelajaran big data bisa dilakukan melainkan pada Fakultas lain, seperti Fakultas Ekonomi, Fakultas Sosial, dan lain sebagainya.
Di Universitas Indonesia sendiri sudah mulai dikembangkan meskipun baru tahap awal. "Bisnis data analitik sudah ada masih pada tahap awal, kita harus punya ahlinya harus punya petanya. Kita harus tahu perekonomian digital itu harusnya seperti apa," tutupnya.