REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pihak keamanan Israel menuduh kelompok yang berafiliasi dengan militan ISIS di Sinai, Mesir di balik upaya pembunuhan gagal terhadap Kepala Pasukan Keamanan Gaza, Tawfiq Abou Naim.
Abou Naim terluka saat bom meledak pada kendaraannya saat meninggalkan Masjid Gaza usai melakukan shalat Jumat. Harian Israel YediothAdronoth melaporkan, sumber-sumber dari Hamas menyebutkan bahwa agen-agen yang memimpin penyelidikan memprediksi bahwa kelompok yang terkait dengan ISIS mungkin berada di balik penyerangan tersebut.
Kelompok ekstremis melakukan aksi balas dendam usai pejabat-pejabat Palestina itu telah melakukan tindakan keras kepada garis keras. Puluhan aktor ekstremis telah ditangkap atas perintah Abou Naim. Dia juga bertanggung jawab dalam mendirikan zona penyangga dengan Mesir untuk mencegah infiltrasi ekstremis ke Sinai.
Menurut Asharq Al-awsaat, Selasa (31/10), sumber-sumber Israel menyoroti penangkapan Nour Issa, pemimpin salah satu kelompok pro-ISIS di Gaza, dan sejumlah pemimpin lainnya sebagai alasan penyerangan terhadap Abou Naim.
Sementara investigasi Hamas tidak hanya terfokus padakemungkinan hubungan dengan ISIS, namun juga mempertimbangkan operasi dari pihak Israel yang berusaha menghalangi rekonsiliasi Palestina.
Kementerian Dalam Negeri di Gaza memperingatkan media, aktivis media sosial pada khususnya untuk menentang rumor yang terkait dengan percobaan pembunuhan tersebut. Pihaknya mendesak agar mereka hanya mengandalkan informasi dari pernyataan resmi.
Sementara itu Hamas belum merilis informasi apapun tentang penyelidikannya. Hamas menolak untuk mengkonfirmasi atau menolak penangkapan dua orang yang terlihatdi lokasi penyerangan.
Pemimpin gerakan tersebut, termasuk kepala politbiro Ismail Haniya, justru menuduh Israel berdiri di belakang pembunuhan tersebut. Ia mengatakan, hal itu menguntungkan mereka karena Abou Naim bertanggungjawab atas penangkapan puluhan kolaborator.