REPUBLIKA.CO.ID, MUSCAT – Boikot yang dilakukan konsumen di berbagai belahan dunia sejak agresi brutal Israel ke Jalur Gaza terus “memakan korban”. Setelah menutup seluruh jaringan di Yordania sebulan lalu, kini raksasa ritel Prancis Carrefour menyetop operasi di Oman.
Sejak perang di Gaza dimulai pada bulan Oktober, Muhammad Hamed belum menyentuh setetes pun minuman ringan favoritnya, Mountain Dew. “Saya dulu meminum Mountain Dew hampir setiap hari, sehari pun tidak akan terasa tanpanya, tapi sekarang saya sudah berhenti,” katanya kepada Middle East Eye pertengahan 2024 lalu.
Sebagai warga Oman yang berkomitmen memboikot barang-barang Barat karena dukungan AS dan sekutunya terhadap Israel dalam perang di Gaza, dia juga telah mengubah kebiasaan belanjanya.
Ia memboikot supermarket Eropa di Oman sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina. “Saya belum pernah masuk ke dalam Carrefour sejak perang dimulai,” katanya, mengacu pada raksasa ritel multinasional Perancis yang memiliki pusat perbelanjaan tiga lantai di Muscat.
Hamed tentu tak sendirian yang melakukan boikot di Oman. Karena pada akhirnya, Carrefour, secara resmi menghentikan operasinya di Oman, dalam sebuah pernyataan pada Selasa (7/1/2025).
Perusahaan tersebut, yang sempat populer di Timur Tengah dan Afrika Utara itu mengumumkan penutupannya di halaman Instagram dan Facebook resminya. "Mulai 7 Januari 2025, Carrefour akan menghentikan semua operasinya di Oman."
Pengecer tersebut berterima kasih kepada pelanggannya atas dukungan mereka, dan menambahkan bahwa mereka "meminta maaf atas ketidaknyamanan yang mungkin ditimbulkan oleh keputusan ini".
Oman Observer melaporkan, Carrefour di wilayah itu akan beralih ke merek Hypermax. Seluruh baliho Carrefour di Muscat dilaporkan telah diganti dengan merek itu.
Majid al Futtaim, operator eksklusif Carrefour di Timur Tengah dan Afrika Utara sejak 1995 membuka cabang pertama Carrefour di Deira, Dubai. Pada 2020, Majid Al Futtaim memiliki lebih dari 320 hipermarket Carrefour di 16 negara.
Langkah di Oman ini sekitar dua bulan dari langkah serupa di Yordania. Carrefour, mengatakan pada November lalu bahwa mereka akan menutup semua tokonya di Yordania, sebuah langkah yang dikaitkan dengan boikot yang sedang berlangsung terhadap merek-merek yang mendukung Israel, Anadolu melaporkan.
“Mulai 4 November 2024, Carrefour akan menghentikan semua operasinya di Yordania dan menghentikan aktivitasnya di kerajaan tersebut,” tulis Carrefour dalam pernyataan di Facebook. Perusahaan mengucapkan terima kasih kepada pelanggannya, dengan menambahkan: “Kami berterima kasih kepada pelanggan kami atas dukungan mereka dan meminta maaf atas ketidaknyamanan yang mungkin ditimbulkan oleh keputusan ini.”
Meskipun menutup operasinya di Oman dan Yordania, Carrefour, salah satu pengecer terbesar di dunia dengan lebih dari 14.000 toko di hampir 40 negara, terus melanjutkan rencana ekspansinya di pasar lain. Pada September 2024, perusahaan mengumumkan rencana untuk memasuki pasar India. Kemitraan ini pada awalnya akan ditujukan ke India Utara, dengan perluasan lebih lanjut direncanakan di seluruh negeri dan pembukaan toko pertama diharapkan pada tahun 2025.