REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam masuk ke Korea Selatan melalui para pedagang Muslim. Pada akhir abad ketujuh, para pedagang Muslim dari Dinasti Tang Cina menjalin hubungan dengan Silla, salah satu dari tiga kerajaan Korea.
James Huntley Grayso dalam Korea: A Religious History (2002) menyebutkan, pada 751 M seorang jenderal Cina Goguryeo keturunan, Gao Xianzhi, memimpin pertempuran Talas untuk Dinasti Tang melawan Dinasti Abbasiyah, tapi mereka dikalahkan.
Kehadiran Islam di Korea Selatan mulai diakui pada abad kesembilan selama periode Silla Bersatu dengan kedatangan Persia dan pedagang Arab.
Menurut banyak ahli geografi Muslim Persia Ibnu Khurdadzbih, pada abad kesembilan Muslim menetap secara permanen di Korea dan mendirikan desa-desa Muslim.
Beberapa catatan menunjukkan bahwa permukiman desa-desa Muslim ini banyak diisi oleh warga yang berasal dari Irak.
Menurut Lee dalam Cites the Writings of Dimashqi, al-Maqrisi, and al-Nuwairi as Reporting Alawid Emigration to Silla in The Late 7th century, catatan Korea menunjukkan bahwa sejumlah besar orang asing Muslim menetap di Korea pada abad kesembilan yang dipimpin oleh seorang pria bernama Hasan Raza.
Ciri khas komunitas Muslim Timur Tengah di Silla adalah patung-patung dari wali kerajaan dengan karakteristik khas Persia.
Kemudian, banyak Muslim menikah dengan perempuan Korea. Muncul asimilasi budaya yang kuat antara Islam, Buddha, dan Shamanis karena isolasi geografis Korsel dari dunia Islam.