Selasa 07 Nov 2017 12:37 WIB

Apindo: Kualitas Lulusan SMK Belum Penuhi Kebutuhan Industri

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nur Aini
Siswa SMK sedang memproduksi lampu.
Foto: Antara
Siswa SMK sedang memproduksi lampu.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Meningkatnya angka pengangguran lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) per Agustus 2017, ditengarai karena belum sepadannya kualitas lulusan SMK dengan kebutuhan industri saat ini. Apalagi penciptaan lapangan kerja di Indonesia pun dinilai masih sangat minim dibanding dengan lulusan SMK setiap tahunnya.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Agung Pambudi menjabarkan, ada tiga persoalan mikro yang menjadi persoalan tidak sepadannya kualitas lulusan SMK dengan kebutuhan industri tersebut. Pertama, kurikulum SMK tidak dirancang sesuai dengan pertumbuhan industri yang berkembang pesat.

"Untuk poin kedua, kualitas lulusan SMK belum memenuhi standar perindustrian. Banyak dari mereka yang kurang terampil, bahkan ada lulusan SMK yang belum pernah praktek, jadi bagaimana dia bisa siap bekerja," ungkap Agung saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (7/11).

Persoalan berikutnya, dikatakan Agung, terletak pada tenaga pengajar SMK yang kurang terampil dan tidak memadai. Bahkan, menurut Agung, ada guru SMK yang sama sekali belum tahu situasi real pabrik atau industri. Agung memahami, baik pemerintah daerah, pusat, bahkan pihak sekolah tidak memiliki cukup dana untuk memfasilitasi alat praktek yang memadai disetiap SMK.

Untuk itu, dia menyarankan agar sekolah bisa bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan untuk memfasilitasi praktik siswa. "Mencoba untuk bekerja sama dengan dunia usaha. Misalnya untuk praktek siswa SMK jurusan teknik mesin, sekolah bisa kerjasama dengan pabrik motor misal, agar siswa punya bekal keterampilan," kata dia.

Karena itu, Agung menegaskan, pemerintah perlu bersinergi dan meminta pendapat dari pelaku usaha dan industri untuk mencapai kesepadanan tersebut. Sehingga, ke depannya angka pengangguran lulusan SMK bisa ditekan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement