REPUBLIKA.CO.ID,BATAM -- Pemerintah Provinsi Sumatra Barat menggelar Sumbar Expo 2017 di Batam, Kepulauan Riau pada 9-12 November 2017. Acara yang dihelat di Lapangan Engku Putri Kota Batam ini sekaligus menjembatani para pengusaha, akademisi, perantau dari Tanah Minang, hingga calon investor.
Kepala Badang Penghubung Sumatra Barat Andre Setiawan menyebutkan, pemilihan Batam sebagai tuan rumah Sumbar Expo bukan tanpa alasan. Menurutnya, selain banyak perantau asal Minang, Batam juga memiliki hubungan sosial budaya yang merupakan saudara serumpun Melayu.
Kegiatan tahun ini, diikuti oleh 19 kabupaten, 17 organisasi perangkat daerah, 1 kabupaten luar Sumbar yakni Ngawi dari Jawa Timur, 9 BUMN, dan 65 pengusaha. Totalnya terdapat 124 stand yang memeriahkan Sumbar Expo 2017. "Acara ini sekaligus memberikan apresiasi kepada para perantau, karena sejak 6 bulan lalu setelah di putuskan Batam sebagai tuan rumah," kata Andre, Jumat (10/11).
Selain mempertemukan berbagai kalangan, Sumbar Expo 2017 juga diisi dengan pengukuhan Ikatan Keluarga Sumatra Barat (IKSB) periode 2017-2022. "Seluruh penampilan yang akan di tunjukkan saat Sumbar Expo menjadi obat penghilang rindu bagi perantau," katanya.
Sementara itu, Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun menjelaskan bahwa dari dua juta penduduk Kepulauan Riau, tak sedikit jumlah orang Minang. Bahkan ia menilai bahwa perantau Minang memiliki kontribusi yang cukup besar dalam pembangunan Kepri, termasuk birokrat, politikus, tokoh agama, dan pengusaha.
"Apa yg telah dilakukan dan keharmonisan yang telah terjalin selama ini agar tetap di jaga, sehingga tercipta kerukunan dengan masyarakat yang berasal dari daerah lain," katanya.
Bahkan Nurdin meminta Pemprov Sumbar untuk menginisiasi pembangunan rumah gadang di Kepri sebagai simbol kontribusi orang Minang di Kepri. Adanya rumah gadang, lanjut Nurdin, bisa juga dijadikan sebagai daya tarik wisata.
Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno menyebutkan, melalui Sumbar Expo 2017 ini akan dilakukan penandatangann nota kesepahaman (MoU) dengan Kota Batam, yakni kerja sama tentang pangan dan hortikultura. Kerja sama ini diharapkan bisa menjaga laju inflasi di kedua wilayah tetap stabil di level rendah.
Selain kerja sama di bidang pangan, Sumbar juga berminat menjalin kerja sama di bidang pariwisata dengan Kota Batam. Apalagi Batam memiliki target kunjungan wisata hingga dua juta wisatawan setiap tahunnya.
Tingginya laju pertumbuhan wisata di Kota Batam diharapkan bisa ikut mempromosikan potensi wisata Sumbar. "Sumbar expo ajang promosi semua potensi, sekaligus mengajak investasi datang ke Sumbar," ujar Irwan.