REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kopenhagen, Denmark menggelar Peresmian Gedung Baru yang diberi nama Gedung Pancasila, pada Ahad (12/11) waktu setempat. Peresmian gedung yang berlokasi di halaman Kantor KBRI Kopenhagen ini bersamaan dengan Pembukaan Pameran Seni, bertajuk "Heritage Influence" dari dua pelukis Indonesia, Awang Behartawan dan Dadi Setyadi berkolaborasi dengan pelukis ternama Denmark, Kristian von Hornsleth.
Cuaca dingin tidak menghalangi 150 pengunjung antre dan memenuhi gedung Pancasila. Gedung yang mulai dibangun sejak awal 2017 ini berfungsi sebagai rumah budaya berbagai kegiatan KBRI Kopenhagen dan Diaspora Indonesia di Denmark.
Duta Besar RI untuk Kerajaan Denmark, M. Ibnu Said didapuk untuk memberi sambutan. Menurutnya kegiatan ini merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dari diplomasi Ekonomi Indonesia, yaitu kegiatan promosi perdagangan, investasi dan pariwisata serta kegiatan "people to people contact".
Ini juga merupakan perwujudan kerja sama antara dua negara, Indonesia dan Denmark. "Kerja sama ketiga artis ini juga bertujuan meningkatkan dan menginspirasi generasi muda untuk menjaga dan melestarikan budaya warisan bangsa Indonesia dan Denmark," katanya seperti pada rilis pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (12/11).
Acara peresmian dimulai pukul 17.00 hingga 21.30 waktu setempat. Peresmian acara ditandai dengan pemotongan tumpeng yang diwakili Kristian Van Horsleth dan disaksikan oleh pengunjung. Ketiga pelukis tampil dengan ciri khas mereka masing-masing.
Awang Behartawan adalah seorang seniman Indonesia yang telah lama menetap di Denmark. Dia tampil dengan teknik lukisa repetisi fractal. Sementara Dadi Setyadi datang khusus dari Yogyakarta untuk ikut menampilkan karyanya. Seniman kelahiran Tasikmalaya ini membawa karta yang didominasi dengan multi kultus Asia Eropa dan budaya tradisional Indonesia. Sementara seniman asal Denmark, Kristian Von Hornsleth, memamerkan karya seninya yang bertema protes sosial dan balutan abstrak, juga mengandung unsur seni Indonesia.
Pameran kesenian ini terbuka untuk umum dan akan berlangsung hingga 24 November mendatang. Selain menampilkan karya para seniman, para pengunjung dihibur dengan tarian dan pertunjukan musik tradisional Gamelan. Kelompok tari INDA yang beranggotakan warga Indonesia tampil membawakan tari Nandak dari kebudayaan Betawi dan tari Indang yang merupakan tari tradisional Minang. Sementara Pertunjukan Gamelan yang membuka acara merupakan kolaborasi antara Diaspora RI dan Perhimpunan Pelajar Indonesia Denmark.
Pengunjung juga dimanjakan berbagai kuliner khas Indonesia seperti martabak, rendang, dan nasi kuning. Tidak ketinggalan hadir kudapan tradisional kembang goyang dan carang mas yang disajikan oleh KBRI.
Sebagai penutup acara, para penari mengajak pengunjung untuk menari bersama dengan tarian popular Indonesia seperti Poco-Poco, Sajojo dan Gemufamire. Peresmian ini menyita pengunjung yang datang, khususnya masyarakat Denmark. Mereka menyampaikan tanggapan positif dan memuji keindahan dan keragaman budaya Indonesia yang ditampilkan. Pengunjung yang hadir menyatakan ketertarikannya untuk berkunjung ke Indonesia.