Sabtu 18 Nov 2017 20:47 WIB

TGB Gelorakan Shalat Berjamaah di Masjid

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Teguh Firmansyah
Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi mengisi kuliah subuh di Masjid Al Falah, Pontianak, Kalimantan Barat pada Sabtu (17/11).
Foto: Muhammad Nursyamsi
Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi mengisi kuliah subuh di Masjid Al Falah, Pontianak, Kalimantan Barat pada Sabtu (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH Muhammad Zainul Majdi mengatakan, dalam membangun kemajuan bangsa memerlukan kebersamaan.

Gubernur yang dikenal dengan sebutan Tuan Guru Bajang (TGB) mengambil contoh agama Islam yang membawa peradaban dengan semangat kebersamaan serta mengandung nilai-nilai kebaikan.

"Peradaban membutuhkan kebersamaan. Tidak ada nama individu yang tercatat dalam sejarah bangsa melainkan semuanya dalam konteks perjuangan," ujar TGB saat mengisi kuliah subuh di Masjid Al-Falah, Kota Pontianak, Sabtu (17/11).

TGB mengungkapkan hal yang sama terjadi pada sahabat-sahabat Rasulullah yang berjuang bersama untuk membangun agama dan bangsa. Para sahabat seperti Abubakar Siddiq, Umar Bin Khatab, Utsman bin Affan, Ali Bin Abi Thalib, termasuk para pahlwan di Republik ini, tidak akan tercatat namanya dalam sejarah apabila tidak berjuang bersama Raslullah.

Maka, kata TGB, kalau seseorang ingin tercatat dalam sejarah dan menjadi orang yang dikenang sepanjang masa, hal yang harus dilakukan adalah melakukan sesuatu dengan semangat kebersamaan.

TGB menggambarkan kebersamaan membangun bangsa beserta seluruh peradaban itu dengan shalat berjamaaah di masjid. Kalau dipikir secara pribadi, lanjut TGB, shalat sendiri di rumah akan lebih khusuk dibanding di masjid, karena bisa saja ruangan di rumah ditata sedemikian rupa agar terhindar dari berbagai keributan.

"Namun, Allah perintahkan kita melalui Nabi Muhammad untuk selalu hadir di masjid melaksanakan shalat berjamaah, dengan sekompak-kompaknya. Apa sebabnya, karena dia merupakan satu bentuk kebersamaan yang harus tetap tertanam dalam diri seorang muslim," lanjut TGB.

Oleh karenanya, TGB mengajak seluruh jamaaah yang hadir untuk mengisi waktu-waktu dalam hidup ini dengan kebaikan yang dibangun dengan semangat kebersamaan. "Kalau itu dilakukan kata TGB, maka hidup kita akan lebih berkah," kata TGB menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement