REPUBLIKA.CO.ID, FUSHUN -- Pemerintah Cina telah menganggarkan dana 30,9 miliar RMB (Remimbi) atau sekitar Rp62 triliun untuk proyek pembangunan jalur kereta api cepat sepanjang 220,65 kilometer guna mendukung program konektivitas di wilayah barat daya.
"Proyek pembangunannya berlangsung selama lima tahun terhitung mulai 2015," kata juru bicara pemerintah setingkat kabupaten di Fushun, Provinsi Sichuan, China, Hong Chaping, Senin (20/11).
Proyek tersebut terbagi dalam dua tahap, yakni ruas Neijiang-Zigong-Luzhou sepanjang 130,96 kilometer dan Neijiang-Zigong-Yibin sepanjang 89,69 kilometer.
"Pembangunan jembatan kereta cepat sepanjang 310 meter ini merupakan tahap pertama proyek ini," kata Hong Chaping saat menunjukkan proyek jembatan di Desa Tuanjie yang berjarak sekitar 30 kilometer dari Kota Zigong kepada Antara.
Menurut dia, proyek jalur kereta cepat tersebut nanti akan menyambungkan jaringan kereta cepat dari Ibu Kota Provinsi Sichuan di Chengdu hingga Kota Chongqing yang sudah ada.
Chengdu-Chongqing merupakan jalur ekonomi terpenting di wilayah barat daya daratan Tiongkok itu.
"Proyek ini juga untuk mendukung Fushun dalam membuka jalur distribusi barang dan jasa ke luar negeri dan mempercepat pembangunan sektor pariwisata," kata juru bicara itu.
Hong menyebutkan bahwa jalur kereta cepat Neijing-Zigong nantinya bisa mempersingkat waktu tempuh hingga hanya 15 menit dan Neijiang-Yibin hanya 30 menit. Kemudian Neijiang-Chengdu hanya dua jam.
"Kalau proyek ini sudah selesai, maka era kereta konvensional di daerah ini akan berakhir," ujarnya.
Selain proyek kereta cepat, Pemerintah Provinsi Sichuan juga menggarap proyek irigasi Sungai Yangtze yang melintasi wilayah Fushun.
Pembangunan dam dilakukan hampir bersamaan dengan pembangunan jembatan kereta cepat di Desa Tuanjie.