Senin 20 Nov 2017 19:51 WIB

BI Ajak Masyarakat Cegah Peredaran Uang Palsu

Kapolres Batu AKBP Leonardus Simarmata menunjukkan puluhan lembar uang palsu dalam rilis yang digelar Senin (20/3).
Foto: Republika/Christiyaningsih
Kapolres Batu AKBP Leonardus Simarmata menunjukkan puluhan lembar uang palsu dalam rilis yang digelar Senin (20/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mengajak kalangan masyarakat untuk mencegah peredaran uang palsu dengan cara mengenal karakteristik uang rupiah. Sebab pemalsuan uang adalah ancaman kedaulatan.

"Oleh karena itu, untuk mencegah peredaran pemalsuan uang kami berupaya memastikan masyarakat tahu mana uang asli dan mana uang yang diduga palsu," kata Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Suhaedi di Jakarta, Senin (20/11).

Ia mengatakan cara yang dilakukan adalah melakukan pengenalan ciri-ciri keaslian uang rupiah.

"Setiap uang kertas punya ciri masing-masing, ada sekitar 9-12 unsur pengaman di dalam uang kertas, di antaranya benang pengaman, water mark, dan rectoverso," katanya.

Selain itu, pihaknya memastikan masyarakat harus memahami langkah 3D yang sejak dulu selalu disosialisasikan oleh BI, yaitu dilihat, diraba, dan diterawang. Ini merupakan pertahanan pertama untuk mencegah pemalsuan uang.

Selain itu, dikatakannya, BI juga bekerja sama dengan kepolisian terkait penegakan hukum yang makin hari makin baik.

"Dalam hal ini sosialisasi diintensifkan, koordinasi dan proses peradilan juga diperhatikan. Untuk memberikan efek jera pidana pemalsuan uang sekarang hukuman pelaku pemalsuan uang makin berat, yaitu di atas 10 tahun," katanya.

Dengan beberapa upaya tersebut, diakuinya, saat ini temuan uang palsu dari hari ke hari makin berkurang. Berdasarkan data BI, jika pada tahun 2015 ditemukan 20 lembar uang palsu per Rp1 juta uang yang diedarkan, saat ini jumlahnya turun menjadi lima lembar uang palsu per satu juta uang yang diedarkan.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement