Selasa 21 Nov 2017 19:05 WIB

BPD DIY Syariah Ajak Mitra Pahami 'Disruption' Ekonomi

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Talkshow saat gathering BPD DIY Syariah.
Foto: Wahyu Suryana
Talkshow saat gathering BPD DIY Syariah.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bank BPD DIY Syariah menggelar gathering bersama mitra-mitranya, di University Club, UGM, Yogyakarta, Selasa (21/11). Selain silaturahim dan pemberian zakat, infak, dan sodaqoh, diselenggarakan pula talkshow yang mengangkat tema 'Perbankan Syariah Mengantisipasi Fenomena Disruption'.

Pertemuan diawali pemberian ZIS kepada tiga panti asuhan yaitu Yayasan Insan Utama Yogyakarta, Yayasan Bakti Wanita Islam Yogyakarta dan Panti Asuhan Asy Syifa Bantul. Setelah itu, tiga pembicara pun dipersilahkan naik ke panggung untuk satu persatu memaparkan pandangannya.

Ada CSO Index Politica, Arum Kusumaningtyas, Dewan Pengawas Syariah Bank BPD DIY Syafaruddin Alwi, dan Direktur Utama PT Bank BPD DIY Bambang Setiawan. Diselingi tawa, paparan-paparan pembicara tampak mudah dimengerti mitramitra BPD DIY yang hadir, sehingga talkshow berjalan sangat menyenangkan.

Dalam paparannya, Arum Kusumaningtyas mengajak masyarakat meneladani apa yang telah dilakukan Nabi Muhammad SAW, sampai disebutnya sebagai salah satu CEO terhebat abad ini. Namun, ia menekankan, dari satu sisi Rasul turut menjadi sosok pemimpin disruptif terhebat.

Pasalnya, Nabi kala itu saja sudah berani mengambil jalur perdagangan baru yaitu ke arah utara, dan ternyata merangkul begitu banyak jaringan sampai dinobatkan gelar Al Amin. Menujukkan betapa pentingnya inovasi dan kreatif, Arum mengajak masyarakat sadar pentingnya perubahan menghadapi fenomena disruption.

"Sebab, mau tidak mau kita harus berubah, akan ada pasar baru, akan ada jenis konsumen baru, dan kita memang harus berubah," kata Arum.

Setelah itu, giliran Syafaruddin Alwi memberikan paparannya yang tampak memukau. Diselingi candaan-candaan khasnya, ia menekankan cara bisnis dan fundamental bisnis memang akan mengalami perubahan, dan faktor disruptif di sana tidak lain information and communication technology (ICT).

Karenanya, ia mengimbau masyarakat yang ingin maju tidak agar tidak cukup senang dengan satu kemapaman lantaran pasti ada perubahan. Mengingatkan apa yang telah terjadi dalam perjalanan Pager, Wartel, Nokia, sampai prediksi Bill Gates tahun 2000, Syafar menekankan pentingnya perubahan terus dikembangkan.

"Alquran mengharuskan kita sebagai agent of change, sekarang sayang banyak orang Islam yang jadi followers," ujar Syafaruddin.

Senada, Bambang Setiawan mengajak masyarakat menelaah apa yang telah dicapai Gojek, yang mampu menjadi perusahaan tranportasi terbesar saat ini tanpa pernah memiliki satu kendaraan pun. Termasuk, bidang-bidang lain yang terus dicoba untuk dikuasai seperti jasa-jasa maupun kuliner.

Untuk itu, ia meminta masyarakat mengambil pelajaran dari tutupnya gerai-gerai toko retail, dikarenakan semakin banyak orang berbelanja melalui gawai (gadget). Karenanya, Bambang menegaskan, fenomena disruption harus bisa dipahami, tidak cuma masyarakat tapi elemen-elemen bank syariah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement