Kamis 23 Nov 2017 09:44 WIB

PKPU HI Salurkan Beastar untuk Siswa Gunungkidul

PKPU Human Initiative menyalurkan beasiswa akselerasi pintar (Beastar) untuk siswa SD, SMP dan SMA di Gunungkidul.
Foto: pkpu
PKPU Human Initiative menyalurkan beasiswa akselerasi pintar (Beastar) untuk siswa SD, SMP dan SMA di Gunungkidul.

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- PKPU Human Initiative menyalurkan beasiswa akselerasi pintar (Beastar) untuk siswa SD, SMP dan SMA di Gunungkidul. Launching Beastar dilaksanakan di aula kantor Kecamatan Paliyan,Rabu (22/11). Launching ini diikuti oleh 42 orang anak yatim penerima manfaat, masing -masing terdiri dari 22 orang siswa SD, 12 orang siswa SMP dan 8 orang siswa SMA/SMK.

Launching Beastar dihadiri oleh Camat Kecamatan Paliyan Marwoto Hadi, Kepala UPT PAUD dan SD Kecamatan Paliyan Purwanto dan Kepala Cabang PKPU Human Initiative DIY Muthori. Program Beastar ini sasarannya adalah anak-anak yatim dan kurang mampu yang berada Gunungkidul. Sebab anak-anak dengan latarbelakang yatim dan kurang mampu yang lebih sering tidak dapat mengakses pendidikan dengan baik.

Beastar tidak hanya berbentuk bantuan beasiswa berupa uang, namun juga berupa home visit dan group visit; yakni kunjungan dan pendampingan rutin setiap bulannya kepada anak-anak yang menerima beasiswa dari Program Beastar ini.

Muthori mengatakan sebagai lembaga kemanusiaan, PKPU juga memberikan perhatian pada generasi muda dan pendidikan, turut mengambil bagian dalam mendorong terbentuknya generasi muda yang unggul dan berprestasi demi masa depan Indonesia yang lebih baik.

Salah satu elemen penting yang menentukan masa depan Indonesia adalah generasi muda. Sehingga generasi muda ini perlu mendapatkan perhatian yang baik agar mereka mampu menjadi insan yang baik, tidak hanya dalam akademis dan pengalaman, namun juga spritual.

Untuk mewujudkan generasi muda seperti itu tentu harus ditunjang dengan akses pendidikan yang baik dan menyeluruh. Sayangnya seringkali faktor ekonomi menjadi sebab ketidaksanggupan generasi muda dalam mengakses pendidikan dengan baik dan maksimal. Apalagi mereka yang berlatar belakang ekonomi kurang mampu.

"Kalaupun mereka mampu mengakses pendidikan karena ekonomi yang menunjang, tidak jarang juga yang akhirnya gagal dalam proses pendidikan, sebab tidak mendapatkan pendampingan yang memadai, baik dari keluarga, guru maupun lingkungannya," kata dia, melalui siaran pers.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement