Kamis 23 Nov 2017 12:54 WIB

Sponsor Asing Dukung Penuh Asian Games 2018

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Israr Itah
Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) Erick Thohir (kanan) saat mendampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kiri) meninjau Kompleks Gelora Bung Karno, Kamis (23/11)
Foto: REPUBLIKA/Melisa Riska Putri
Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) Erick Thohir (kanan) saat mendampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kiri) meninjau Kompleks Gelora Bung Karno, Kamis (23/11)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menggandeng pihak swasta dalam mendorong suksesnya gelaran akbar Asian Games 2018. Sponsor asing memberikan hampir 40 juta dolar AS.

"Ada Tissot, Pocari, Grab dan macam-macam," ujar Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) Erick Thohir saat mendampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani meninjau Kompleks Gelora Bung Karno, Kamis (23/11).

Sementara sponsor dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara tunai diberikan sebesar Rp 350 miliar. Sebanyak Rp 150 miliar dialokasikan untuk barang dan servis atau pelayanan.

Menurutnya, saat ini banyak sponsor proaktif untuk terlibat dalam perhelatan akbar ini. Hal tersebut didukung hitung mundur atau countdown di Monas, Agustus lalu, yang sangat positif.

Ada defisit anggaran sekitar Rp 1,1 triliun dari total yang dianggarkan Rp 4 triliun pada 2018. Erick ingin defisit tersebut diisi oleh sponsor.

Sejauh ini dari Rp 2 triliun yang telah diberikan pemerintah untuk Asian games, diakui ET pihaknya tengah dalam proses penyerapan. Dana tersebut dialokasikan untuk kebutuhan IT, broadcast dan pengadaan timer untuk pertandingan.

"Kebanyakan ya memang habis untuk infrastruktur," ujar pria yang juga menjabat Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) ini.

Awalnya, panitia mengajukan Rp 8,7 triliun untuk Asian Games 2018 ini meski yang disetujui tidak sesuai harapn. Penghematan pun dilakukan hingga mencapai angka minimal sekitar Rp 5,6 triliun. Kendati demikian, Erick menegaskan bukan berarti event Asian Games 2018 nanti tidak akan bagus.

Dia menegaskan, anggaran yang naik turun ini bukanlah untuk foya-foya. Pihaknya terus menghemat anggaran. Sebab, dana yang digunakan adalah dana milik negara yang berasal dari masyarakat.

"Jadi banyak hal di sana-sini yang kita potong, tapi kan tidak boleh jelek hasilnya," lanjut dia.

Ia memastikan acara pembukaan dan penutupan yang menjadi bagian penting acara Asian Games akan mampu menyaingi gelaran SEA Games di Malaysia. Ia menambahkan, dana SEA Games Malaysia tersebut menyedot sekitar 25 hingga 30 juta dolar AS.

Sementara itu, melihat Olimpiade Rio de Jeneiro di Brasil dengan level di atas Asian Games membutuhkan 80 hingga 100 juta dolar AS.

"Kita pasti akan cari angka tengah, kita tidak mau bermewah-mewahan tapi kita juga tidak mau kalah dengan Malaysia. Tapi hasilnya bisa seperti Olimpiade Rio," katanya. 

Tim pun tengah bekerja mewujudkan acara yang menarik. Saat ini konsep pembukaan dan penutupan Asian Games masih dalam proses dan ditargetkan pada awal 2018, penyempurnaan konsep dapat dilakukan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement