Selasa 28 Nov 2017 16:16 WIB

Kemungkinan Rezim Suriah Absen dalam Perundingan Damai

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
 Konflik masih melanda Suriah (ilustrasi)
Foto: Reuters/Jalal Al-Mamo
Konflik masih melanda Suriah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Delegasi oposisi Suriah pada Senin (27/11) waktu setempat meminta kekuatan besar bisa menekan rezim Presiden Bashar Assad dalam perundingan damai di Jenewa.

Perundingan damai putaran kedelapan itu akan dilaksanakan pada Selasa (28/11), menurut kepala delegasi oposisi Nashr al-Hariri. Dia menginginkan rezim tersebut berpartisipasi dalam perundingan yang membahas transisi politik, yaitu sebuah konstitusi baru dan pemilihan umum.

 

Seperti dilaporkan Middle East Monitor, Selasa (28/11), Hariri mengatakan delegasi oposisi akan menemui perwakilan PBB di Suriah Staffan de Mistura pada hari pertama perundingan. Dia kembali menekankan tujuan oposisi dalam perundingan itu adalah melengserkan Bashar Assad melalui transisi politik.

 

"Delegasi pemerintah harus siap untuk bernegosiasi," kata Mistura kepada Dewan Keamanan PBB di sebuah konferensi pers di Jenewa, Senin (27/11). "Tadi malam kami menerima pesan bahwa delegasi pemerintah tidak melakukan perjalanan ke Jenewa hari ini."

 

Mistura menambahkan delegasi tersebut menghadiri perundingan tanpa ada prasyarat apapun. Dan menurutnya membahas semua masalah dalam agenda dan pelaksanaan resolusi PBB yang relevan adalah satu-satunya rujukan untuk negosiasi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement