Rabu 29 Nov 2017 10:20 WIB

FIFA Harap tak ada Rasisme dan Diskriminasi di PD 2018

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Endro Yuwanto
Logo Piala Dunia 2018 yang digelar di Rusia. Piala Dunia di Rusia digelar di 12 kota yakni Moscow, Kaliningrad, Kazan, Krasnodar, Sochi, Nizhny Novgorod, Rostov-on-Don, St. Petersburg, Samara, Saransk, Volgograd, Yaroslavl, dan Yekaterinburg.
Foto: EPA/SERGEI ILNITSKY
Logo Piala Dunia 2018 yang digelar di Rusia. Piala Dunia di Rusia digelar di 12 kota yakni Moscow, Kaliningrad, Kazan, Krasnodar, Sochi, Nizhny Novgorod, Rostov-on-Don, St. Petersburg, Samara, Saransk, Volgograd, Yaroslavl, dan Yekaterinburg.

REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Presiden FIFA Gianni Infantino menegaskan wasit yang akan memimpin Piala Dunia 2018 mendatang akan memiliki kekuatan penuh untuk menghentikan atau meninggalkan pertandingan jika terjadi insiden diskriminatif.

Peraturan ini dicontoh dari prosedur tiga langkah yang memberi kekuatan wasit untuk menghentikan, menunda, dan membatalkan terkait dengan perilaku penggemar di dalam stadion. Ini sudah diujicobakan pada Piala Konfederasi musim panas lalu.

"Tindakan antidiskriminasi adalah prioritas tinggi bagi badan dunia sepak bola dunia, Kami tentu akan sangat tegas. Kami bisa mengharapkan permainan yang adil di Rusia. Kami akan memastikan tidak ada insiden yang akan terjadi," kata Infantino dilansir BBC Sport, Rabu (28/11).

FIFA telah melakukan pemantauan terhadap kemungkinan adanya aksi rasisme yang dilakukan suporter sepanjang kualifikasi Piala Dunia 2018 dan laga-laga persahabatan.

Para pengamat ini dikoordinasi dan dilatih oleh jaringan Football Against Racism in Europe (Fare). Mereka kemudian melaporkan insiden yang terjadi ke Komite Disiplin FIFA untuk ditinjau dan ditindak sesuai prosedur.

Induk sepak bola terbesar di jagat bumi sebelumnya menyebut tingkat rasisme dalam pertandiang di Liga Rusia sudah masuk kategori tidak dapat diterima. Eks pemain Zenit St Petersburg asal Brasil, Hulk telah menyuarakan keprihatinannya atas rasisme di pertandingan di Liga Rusia.

Bulan lalu Spartak Moscow mendapat sanksi dari UEFA. Mereka diperintahkan untuk memainkan pertandingan kandang di sebuah stadion tanpa penonton sebagai hukuman atas perilaku tercela para pendukungnya ketika pertandingan Liga Europa melawan Liverpool.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement