REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini jatuh pada tanggal 1 Desember 2017. Ketua umum Front Pembela Islam (FPI), Habib Muchsin Alatas menyatakan, ada baiknya jika Maulid Nabi kali ini dimaknai dengan spirit ajaran Islam dan Rasulullah SAW.
"Nabi Muhammad SAW memberikan keteladanan yang luar biasa sebagaimana yang menjadi jargon kita untuk NKRI. Kita menghargai kebinekaan, kemudian fair terhadap kehidupan sosial, memperhatikan pendidikan. Ini semuanya ada dalam sisi pendidikan Rasulullah sendiri," ujar Habib Muchsin Alatas saat dihubungi Republika.co.id, kemarin.
Nabi Muhammad SAW merupakan Rasul bagi umat Islam akhir zaman, bahkan manusia akhir zaman. Maka, sangat penting peringatan Maulid ini agar dapat memberikan makna dan edukasi kepada umat Islam terutama dan kepada manusia secara keseluruhan.
"Bicara masalah toleransi, membangun masyarakat yang madani, sebagai contohnya pasti ya Rasulullah. Keberagaman sudah dicontohkan dalam kehidupan zaman Rasulullah," ucap Habib.
Dijelaskan oleh Habib, selama masa kehidupan Nabi terdapat beberapa agama, dan etnis. Namun, semua bisa tunduk dan patuh pada syariat Islam, syariat yang dibawa oleh Rasul dan berlangsung secara aman. Tetapi, manakala mereka masing-masing dengan kemauan dan hawa nafsu maka terjadi hal yang tidak diinginkan.
Jika ada kekurangan di kalangan umat Islam yang tidak menjalankan agamanya dengan benar, Habib menyatakan, hal tersebut dilihat sebagai sebuahcaseatau kasus. Yang patut disalahkan bukan Islam atau umat keseluruhan, tapi pribadi masing-masing pelaku.
"Kesalahan umat yang beragama, siapapun dan apapun agamanya itu jangan diidentikan dengan agama itu karena agama apapun tidak mengajarkan kejelekan," ujar Habib
Habib juga menyatakan, Islam merupakan agama yang rahmatan lil' alamin yaitu agama yang penuh dengan rahmat bagi seluruh manusia. Oleh karena itu, Habib mengajak, semua umat Islam untuk kembali mengkaji dan mempraktikkan spirit ajaran Islam dan Rasul-Nya.