REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama meminta Presiden Donald Trump untuk berpikir sebelum mengunggah cuitan di Twitter. Karena Gedung Putih ditemukan kembali sibuk membela diri karena cuitan Trump yang menghasut.
"Jangan katakan hal pertama yang muncul di kepala Anda. Miliki sedikit fungsi edit, pikirkan sebelum Anda berbicara, pikirkan sebelum Anda mencuit (di Twitter)," kata Obama di depan publik di New Delhi, India, menurut Washington Post, Sabtu (2/12).
Trump merupakan pengguna aktif platform tersebut. Namun seringkali cuitannya memicu kontroversial dan memang sengaja untuk memaki lawannya. Cuitan menghasut Trump yang terbaru adalah ketika ia me-retweet video yang diunggah organisasi ekstrem kanan Inggris, Britain First, yang menggambarkan kekerasan yang dilakukan oleh umat Islam.
Kritik meluas karena cuitan tersebut, termasuk teguran dari Perdana Menteri Inggris Theresa May. Sementara juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee mengatakan retweet dari Trump tersebut untuk membantu meningkatkan pembicaraan seputar ancaman yang ditimbulkan oleh ekstremisme.
Trump seringkali menerbitkan pengumuman kebijakan terbarunya di Twitter, yang biasanya dilakukan di pagi hari. Terkadang ia juga meluapkan emosinya yang meremehkan posisi publik pejabat pemerintahan lainnya. Dia telah mencuitkan dua kali lebih banyak dibandingkan cuitan Obama. Namun mantan presiden itu mengaku memiliki keunggulan dalam hal pengikut. Ia memiliki 97,4 juta pengikut sedangkan Trump hanya 43,7 juta. "Tidak ada yang memiliki pengikut lebih banyak daripada orang yang menggunakannya lebih sering," kata Obama mengunggulkan dirinya.