Ahad 10 Dec 2017 13:39 WIB

Pengakuan Umat Islam yang Hidup di Yerusalem - 1

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Palestina
Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di dalam kota tua Yerusalem, kerap dijuluki sebagai kota suci tiga agama. Pasalnya, di dalamnya hidup umat agama Yahudi, Kristen dan Islam. Kota ini pun kembali ramai diperbincangkan masyarakat Internasional setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengakui rumah mereka sebagai ibukota Israel.

Tiga umat bergama ini pun, umat Islam, Kristen, dan Yahudi menyampaikan pengakuannya terhadap Kota Yerusalem dan menanggapi sikap sepihak Trump. Umat Islam dan Kristen mempunyai pandangan yang hampir serupa, namun berbeda dengan sikap umat Yahudi.

Berikut pengakuan seorang Muslim yang menjalani bisnis di Yerusalem, Omran Dakkak seperti dilansir laman Australian Broadcasting Corporation (ABC), Ahad (10/12). Omran mengatakan, bahwa dirinya telah menjankan bisnisnya sejak 1969 silam. Menurut dia, bisnis yang tengah digelutinya itu telah dibangun oleh ayahnya sejak tahun 1942. Karena itu, Kota Yerusalem sangat berarti bagi Omran.

"Yerusalem berarti segalanya bagiku, ini hidupku, jika aku tinggal seminggu atau dua minggu aku tersesat," ujar Omran.

Menurut Omran, Yerusalem sangat penting baginya karena di kota suci inilah agama dan kemanusiaan dimulai. Namun, kini agama dan kemanusiaan itu akan berakhir dengan sikap Trump yang sepihak tersebut. "Ini penting karena di situlah agama dan kemanusiaan dimulai dan disitulah akan berakhir," ucapnya.

Omran mengatakan, bahwa Trump merupakan Presiden Amerika Serikat yang tidak mengetahui apa-apa tentang kehidupan di planet ini. Karena itu, Trump bisa saja suatu saat menghancurkan dunia ini.

"Donald Trump bagi saya, dia hanya orang tolol, dan sekretaris luar negerinya memberinya nama ini, Dia orang idiot, Dia tidak tahu apa-apa tentang planet ini, Dia akan menghancurkan dunia ini," kata Omran.

Menurut Omran, Tuhan akan membalas sikap Trump yang berusaha untuk menghancurkan umat beragama di Yerusalem. "Tuhan tahu apa akibatnya (pengumuman Trump). Saya tidak bisa memprediksi apapun, tapi itu tidak akan menyenangkan," ucapnya.

Dengan sikap Trump tersebut, Omran kini khawatir dengan nasib anak dan cucunya kelak dan khawatir terhadap kehidupan generasi masa depan. Karena, Trump bahkan tidak mengakui akan adanya 1,5 miliar Muslim di dunia ini.

"Dia pasti orang yang tidak berpendidikan. Jika dia membaca sejarah, dia tidak akan melakukan hal seperti ini," tuturnya. (Bersambung)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement