Jumat 15 Dec 2017 01:25 WIB

PBNU: Kebinekaan Harus Dikelola

Rep: Fuji E Permana/ Red: Esthi Maharani
Ketua bidang Hukum PBNU, Robikin Emhas (kanan)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua bidang Hukum PBNU, Robikin Emhas (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia Gerakan Merajut Kebangsaan mengadakan Seminar Nasional Kebangsaan dengan mengusung tema Menuju Masyarakat yang Lebih Beradab di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jakarta, pada Kamis (12/14). Seminar kebangsaan tersebut diinisiasi oleh berbagai kalangan lintas agama.

Ketua PBNU, KH Robikin Emhas mengatakan, dalam konteks negara bangsa (nation state), menguatnya politik identitas yang ditandai menguatnya sentimen keagamaan merupakan ujian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Apalagi jika hal itu dibarengi dengan mengendurnya semangat Keindonesiaan.

"Di tengah keragaman suku, bahasa, etnis, agama, dan lain-lain, kebhinekaan harus dikelola sebagai kekuatan untuk mewujudkan peradaban yang lebih baik," kata KH Robikin saat memberikan pidato pembukaan Seminar Nasional Kebangsaan di Gedung PBNU, Kamis (14/12).

Ia menerangkan, keragaman jangan dijadikan dasar dan alasan untuk menegasikan keragaman dan instrumen untuk mendestruksi harmoni sosial. Dikatakan dia, Seminar Nasional Kebangsaan bertema Menuju Masyarakat yang Lebih Beradab yang diinisiasi oleh berbagai kalangan dari lintas agama ini merupakan upaya mewujudkan peradaban yang lebih baik.

Ketua Pelaksana Seminar Nasional Kebangsaan, Drs. H. Mustholihin Madjid dalam keterangan tertulisnya mengatakan, dalam perjalanan sejarah bangsa ini memang mengalami pasang surut dengan segala suka dan dukanya. Sehingga, menghambat kemajuan, mengganggu persatuan dan menyurutkan kemajuan bangsa.

"Namun sebagian besar warga bangsa ini yang bersepakat untuk kembali kepada semangat Proklamasi, Bhineka Tunggal Ika, Pancasila, UUD 1945, dan NKRI segala hambatan selalu bisa kita atasi bersama," ujarnya.

Ia melanjutkan, tentu berkat kesadaran bersama sebagai negara yang besar dengan segala perbedaan di dalamnya harus dirawat bersama. Dengan terus berdoa mengharap pertolongan Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai warga Negara Indonesia yang sangat mencintai Bangsa Indonesia harus bersama-sama bersatu mengesampingkan sekat-sekat perbedaan.

Ia menambahkan, niat baik bersama akan coba diwujudkan dengan menginisiasi kegiatan-kegiatan dan aksi-aksi bersama berupa merajut kembali nasionalisme kebangsaan antar komponen bangsa. "Kita hilangkan semua sakit hati, purbasangka, fitnah, ajaran-ajaran kebencian dan bentuk-bentuk kejelekan lainnya yang melukai dan melecehkan Pancasila," ungkapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement