REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Rencana Bursa Efek Indonesia (BEI) menambah tiga sektor saham baru untuk diperdagangkan di pasar domestik disambut baik oleh Pemilik Perusahaan Animasi Indonesia, Adrian Elkana. Tujuan BEI adalah meningkatkan likuiditas dan transaksi harian pasar saham Indonesia. Adapun tiga sektor baru itu meliputi sektor logistik, hiburan, dan teknologi.
"Mungkin bagus, tapi untuk diketahui, industri kami ini basisnya kreatif, komputer hanya alat, komunitas utamanya intelektual," ujarnya usai berdiskusi mengenai industri animasi yang digelar Bank Indonesia perwakilan DKI Jakarta di Solo, Jawa Tengah, Rabu (13/12)
Menurutnya, yang dibutuhkan pelaku industri animasi saat ini untuk bisa maju adalah hak kekayaan intelektual (Intellectual Property). Namun investasi IP tersebut terbilang besar, mencapai 3,5 juta dolar AS untuk satu sekuel film.
"Kalau bursa, mekanismenya terlalu lama, harus masuk bursa, verifikasi. Yang tercepat mengajukan pinjaman, cuma kalau 13 persen (bunga) ngga menarik buat kami. Suku bunga yang masuk akal 5-7 persen, itu kami sanggup," ujar Ketua Asosiasi Industri Animasi dan Kreatif Indonesia (Ainaki) tersebut.
Seperti diberitakan, penambahan tiga sektor baru tersebut juga untuk membuat pembagian emiten lebih terkonsentrasi dan mendorong lebih banyak perusahaan dari ketiga sektor tersebut untuk melakukan initial public offering (IPO) serta bersaing dengan perusahaan yang bergerak di bisnis yang sama.