REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN -- Misa Malam Natal, Paus Fransiskus mendesak dunia untuk tidak mengabaikan nasib jutaan migran yang diusir dari tanah mereka sendiri. Paus Fransiskus telah membuat pertahanan bagi migran di seluruh dunia sebagai tema utama kepausannya.
Komentarnya itu muncul saat jumlah pengungsi di seluruh dunia melebihi 22 juta orang. Arus masuk lintas-perbatasan terakhir adalah kekerasan Rohingya yang melarikan diri di Myanmar.
Paus membandingkan, para pengungsi dengan Maria dan Yusuf dengan menceritakan kisah dari kitab Injil yang harus melakukan perjalanan dari Nazaret ke Bethelhem namun tidak menemukan tempat tinggal. "Banyak migran melarikan diri, para pemimpin tidak melihat pengorbanan mereka banyak yang tidak berdosa menumpahkan darahnya," kata Paus di Vatikan, dilansir BBC, Senin (25/12).
Paus berusia 81 tahun itu menceritakan, bahwa dulu begitu banyak jejak lain yang tersembunyi dalam jejak Yusuf dan Maria. Saat ini terlihat kembali jutaan orang tidak dapat memilih untuk tinggal, namun diusir dari tanah mereka sendiri. Pemimpin umat katolik itu menekankan bahwa keimanan menuntut agar orang asing atau siapapun berhak dan harus disambut di mana-mana.