Selasa 13 Aug 2024 12:00 WIB

Ratusan Warga Rohingya Gugur Dibom, Puluhan Anak-Anak Jadi Korban

Muslim Rohingya terjebak perang antara Tentara Arakan dan militer Myanmar.

Red: Fitriyan Zamzami
Sejumlah imigran etnis Rohingya beristirahat usai  terdampar di Pantai Kuala Parek, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Kamis (1/2/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Humaira
Sejumlah imigran etnis Rohingya beristirahat usai terdampar di Pantai Kuala Parek, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Kamis (1/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, RAKHINE – Ratusan warga Mislim Rohingya, termasuk anak-anak, gugur dalam serangan artileri dan drone yang menargetkan warga sipil ketika mereka mencoba melarikan diri dari Myanmar pekan lalu. Warga sipil tersebut berusaha menghindari kekerasan di kota Maungdaw, negara bagian Rakhine, dengan menyeberangi Sungai Naf ke Bangladesh ketika mereka menjadi sasaran pada Senin lalu.

Video yang dibagikan di media sosial, yang tampaknya diambil setelah serangan tersebut, menunjukkan mayat dan tas berserakan di tanah. Nay San Lwin, salah satu pendiri Koalisi Rohingya Merdeka, yang berbicara dengan para penyintas, mengatakan para korban telah melakukan perjalanan dari desa-desa termasuk Maung Ni, Myoma Taung dan Myoma Kayin Dan untuk mencoba melintasi perbatasan.

Baca Juga

“Serangan drone dimulai sekitar pukul 17.00 sore pada hari yang sama,” katanya dilansir the Guardian. “Mereka mengatakan kepada saya bahwa puluhan, setidaknya tiga puluh hingga empat puluh, bom drone dijatuhkan di sana. Mereka mengatakan setidaknya lebih dari 200 orang gugur dan sekitar 300 orang terluka. Tidak ada orang yang mengumpulkan mayat-mayat itu. Semua orang berlari untuk menyelamatkan hidup mereka. Beberapa sudah ada di Bangladesh,” kata Nay San Lwin.

Penyintas yang berbicara kepada Reuters mengatakan mereka yakin lebih dari 200 orang telah terbunuh. Seorang penyintas yang berbicara kepada Associated Press mengatakan 150 orang gugur dan banyak lainnya terluka. Tentara Arakan, salah satu kelompok bersenjata yang berusaha menggulingkan junta, telah merebut sebagian besar wilayah negara bagian Rakhine dari militer dalam beberapa bulan terakhir.