Kamis 28 Dec 2017 19:00 WIB

Menjadi Imam Shalat (2)

Shalat berjamaah di President Park tidak jauh dari istana kepresidenan Gedung Putih Washington, DC, Jumat (8/12) waktu setempat, atau (9/12) dini hari WIB.
Foto: Michael Reynolds/EPA-EFE
Shalat berjamaah di President Park tidak jauh dari istana kepresidenan Gedung Putih Washington, DC, Jumat (8/12) waktu setempat, atau (9/12) dini hari WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Uniknya, seorang imam yang memiliki banyak hafalan Alquran tidak otomatis mewajibkan dia untuk membaca ayat-ayat panjang ketika memimpin shalat. Rasulullah bahkan memendekkan bacaan Alquran ketika menjadi imam.

Hadis yang bersumber dari Abu Hurairah yang diri-wayatkan Imam Malik mengatakan, "Apabila seorang dari kalian shalat me mimpin orang banyak, maka hendaklah dia meringankan. Karena sesungguhnya di tengah mereka ada orang sakit dan orang lemah.

Apabila dia shalat sendirian, maka silakan dia memanjangkan semaunya. " Selain itu, lelaki wajib menjadi imam shalat jikalau berada bersama perempuan. Hadis dari Anas, Nabi SAW pernah masuk menemui Anas, ibunya serta Ummu Haram, bibi Anas.

Lantas Nabi bersabda, berdirilah kalian karena aku akan shalat bersama kalian. Shalat itu dikerjakan di luar waktu shalat wajib.Beliau pun mengerjakan shalat bersama mereka. Beliau men-empatkan Anas berada di sebelah kanan beliau dan menempatkan kaum perempuan di belakang mereka.Hukum pokok menetapkan sahnya shalat berjamaah yang dilaksanakan seorang laki-laki dengan seorang perempuan, seba- gaimana sahnya shalat jamaah yang dilakukan seorang lelaki dengan lelaki.

Kecuali jika perempuan itu bukan mahram dan sendirian di tengah lelaki serta tidak ada orang lain. Pada saat itu, diharamkan bagi nya meng imami perempuan tersebut.

"Janganlah salah seorang diantara kalian ber khalawat (berduaan) dengan seorang perempuan kecuali dengan muhrim." (HR Bu khari Muslim). Wallahu a'lam. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement