REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Marouane Fellaini merasa diperlakukan tidak adil selama bermain di Liga Primer Inggris. Reputasinya sebagai gelandang yang mengandalkan kekuatan fisik membuatnya kerap mendapatkan hukuman wasit.
"Mereka memberi saya label sebagai pemain agresif, pembunuh," kata Fellani saat kepada majalah Belgia, Humo seperti dilansir dari Sky Sports, Kamis (28/12).
Fellani pernah diskors tiga pertandingan saat menyikut Robert Huth pada 2016 lalu ketika pemain bertahan Leicester tersebut menarik rambutnya. Kartu merah terakhir ia dapat terjadi pada derby Manchester pada bulan April lalu karena wasit menggagap Fellani menyeruduk Sergio Aguero.
"Apa yang harus saya lakukan ketika mereka menarik rambut saya? Kedengarannya bercanda tapi benar-benar sakit. Musim lalu saya diskors setelah derby melawan City untuk menyeruduk Aguero. Ia datang ke arah saya dan lalu jatuh. Tapi saya mendapat kartu merah," kata Fellani.
Fellani mengatakan banyak pemain yang berusaha memprovokasinya. Tapi ia pernah membalas buktinya ia hanya mendapat empat kartu kuning dari 45 pertandingan pada musim lalu. "Saya tidak pernah menghancurkan karier orang lain," kata Fellani.
Ia merasa selalu mendapat perlakukan tidak adil meski hanya melakukan kesalahan kecil. Pada pertandingan menghadapi Southampton bulan September lalu, ia mengaku kakinya hampir patah karena Shane Long. Fellani mengaku beruntung karena ada perban di sekitar pergelangan kakinya.
"Tanpa perban di sekitar pergelangan kaki saya, jelas akan patah dan saya akan absen selama enam bulan. Jika saya yang melakukan itu, saya akan diskors tiga pertandingan mungkin lima. Saya bersumpah dia cuma mendapat kartu kuning, dimaafkan dan hanya itu," kata Fellani.