Ahad 31 Dec 2017 22:54 WIB

Gus Solah: Kita Harus Tetap Bersatu

Rep: Ali Mansur/ Red: Agung Sasongko
 Ribuan umat muslim peserta Dzikir Nasional 2017 menunaikan shalat Maghrib berjamaah di Masjid At-tin, Jakarta, Ahad (31/12).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ribuan umat muslim peserta Dzikir Nasional 2017 menunaikan shalat Maghrib berjamaah di Masjid At-tin, Jakarta, Ahad (31/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH Salahuddin Wahid atau yang akrab disapa Gus Solah menegaskan bahwa Unsur terpenting dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia adalah rasa mencintai dan rasa memiliki bangsa Indonesia. Kemudian beban terberat untuk menjaga bangsa ini ada di pundak Umat Islam.

Karena selain umat mayoritas sebanyak 88 persen, Umat Islam juga berperan besar dalam memerdekakan Indonesia dari penjajahan. Menurut Gus Solah, sejak puluhan tahun silam, Umat Islam terutama di pesantren-pesantren dikenal dengan istilah 'Hubbul Wathan Minal Iman'.

Hal ini menjadi semangat Umat Islam dalam menjaga dan merawat keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Apalagi ruh bangsa Indonesia adalah Pancasila dan sila pertama adalah Ketuhanan yang Maha Esa

"Hadratus Syaikh Hasyim Asyari, mengatakan cintailah agamamu, cintailah tempat kamu hidup. Karena saat itu bangsa Indonesia belum ada," ujar Gus Solah dalam ceramahnya pada acara Dzikir Nasional Republika di Masjid At-tin, Jakarta, Ahad (31/12) malam WIB.

 

Dalam kesempatan itu, Gus Solah juga menyatakan dengan lantang bahwa Keindonesiaan dan Keislaman tidak satupun saling bertentangan. Itu sebabnya, resolusi jihad dicetuskan oleh Hasyim Asyari. Sehingga seruan jihad tersebut mampu memompa semangat pemuda waktu itu agar berani melawan penjajah yang memiliki persenjataan lebih canggih.

 

"Saat itu resolusi jihad Hasyim Asyari menyatukan keindonesiaan dan keislaman, tambahnya.

 

Selain itu, Gus Solah juga meminta agar slogan 'Hubbul Wathan Minal Iman' tidak sekedar ucapan saja. Namun, kata Solah, harus harus diwujudkan dalam perbuatan. Dia berpendapat, masalah kebangsaan saat ini tidaklah seberat pada masa lalu, saat banyaknya pemberontakan tapi bangsa Indonesia tetap menjaga kecintaannya kepada Tanah Air.

"Dulu ada berbagai macam pemberontakan, ada PKI, tapi kita bisa melewatinya. Jadi kita harus tetap bersatu," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement