Rabu 03 Jan 2018 06:23 WIB

Jokowi Minta Pemprov DKI Subsidi Kereta Bandara

Rep: Debbie Sutrisno, Rahayu Subekti/ Red: Elba Damhuri
Presiden Joko Widodo meresmikan Kereta Bandara.
Foto: BNI
Presiden Joko Widodo meresmikan Kereta Bandara.

REPUBLIKA.CO.ID,  Tarif tiket Kereta Bandara nantinya ditetapkan Rp 100 ribu.

TANGERANG -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara meresmikan pengoperasian Kereta Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (2/1). Jokowi yang memakai kaus lengan panjang warna merah dan sepatu olahraga sempat menjajal kereta bertarif Rp 70 ribu itu dari Stasiun Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, menuju Bandara Sudirman Baru, Jakarta Pusat, selama 55 menit.

Jokowi ditemani Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Rini Soemarno, Dirut PT Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin, serta beberapa menteri Kabinet Kerja.

Jokowi mengatakan, pemerintah terus membangun dan mengembangkan berbagai moda transportasi yang terintegrasi untuk mengurangi kemacetan, khususnya di Jakarta dan sekitarnya.

Dengan adanya Kereta Bandara, penumpang memiliki moda alternatif tepat waktu dan bebas macet. "Kita ini bukan hanya membangun Kereta Bandara, kita juga ingin mengalihkan pengguna mobil-mobil pribadi supaya mau menggunakan transportasi massa," kata Jokowi di Stasiun Sudirman Baru, Selasa.

Jokowi memuji fasilitas Kereta Bandara yang memiliki layanan bagus. Dia mengaku, sudah melihat secara langsung stasiun yang disinggahi Kereta Bandara yang ramah untuk para difabel. Dia juga mendukung mengenai sistem pembayaran menggunakan nontunai, bisa dengan kartu kredit maupun debit.

Selain itu, Jokowi berharap, tarif yang berlaku sekarang bisa dipertahankan. Malahan, ia mengusulkan agar penumpang Kereta Bandara mendapatkan subsidi dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI supaya harganya lebih terjangkau.

Jokowi melanjutkan, pengoperasian Kereta Bandara merupakan salah satu dari penyediaan moda transportasi untuk mengurangi kemacetan. Pasalnya, sekarang jalanan di Ibu Kota sudah dipenuhi kendaraan pribadi.

Dengan begitu, penyediaan transportasi massal berbasis rel bisa membuat penumpang menuju Bandara Soekarno-Hatta tidak takut telat lantaran kedatangan kereta bisa diprediksi.

"Ke depan, kalau sudah terintegrasi antara MRT, LRT, busway, kereta bandara, kereta cepat semuanya, akan mendorong peralihan dari penggunaan kendaraan pribadi ke angkutan massal," kata Jokowi.

Menurut Jokowi, penyediaan transportasi massal yang nyaman dan tepat waktu memang merupakan keharusan untuk wilayah Jabodetabek. Dia merujuk pada data Bappenas yang menyebut, kemacetan setiap tahun mengakibatkan kerugian hingga Rp 67 triliun.

Dengan rampungnya pembangunan MRT Jakarta serta LRT Jabodebek dan Jakarta yang nantinya tersambung dengan Kereta Bandara dan KRL maka bisa membuat sistem transportasi menjadi terintegrasi. "Kereta bandara dulu rampung, nanti LRT 2019 sudah selesai, MRT dari selatan ke utara nanti rampung juga. Ini satu per satu," kata Jokowi.

Kepala Humas Ditjen Perkeretaapian Kemenhub Joice Hutajulu mengatakan, tarif Rp 70 ribu yang dibebankan sekarang belum final. Hal itu lantaran tarif itu masih masa promo dan hanya berlaku untuk dua bulan ke depan.

Untuk tarif normal, lanjut Joice, penjualan tiket Kereta Bandara dikenakan harga yang berbeda. Sebelumnya, PT Railink selaku operator Kereta Bandara sempat menetapkan tarif promo sebesar Rp 30 ribu pada akhir Desember 2017.

"Tarif normal selanjutnya yang ditetapkan operator sebesar Rp 100 ribu," jelas Joice.

Menurut Joice, Kereta Bandara saat ini baru memberikan pelayanan untuk naik dan turun penumpang di Stasiun Sudirman Baru, Batu Ceper, dan Bandara Soekarno-Hatta. Jika stasiun lainnya rampung maka rute Kereta Bandara berangkat dari Stasiun Manggarai-Sudirman Baru-Duri-Batu Ceper-Bandara Soekarno Hatta sepanjang 36,4 kilometer.

Joice menambahkan, pada tahap awal dalam seharinya terdapat 42 perjalanan. Setelah rel tambahan di Stasiun Duri selesai, sambung dia, Kereta Bandara nantinya bisa melayani sekitar 82 perjalanan dalam sehari.

Hal itu berimbas pada berkurangnya perjalanan KRL lintas Duri-Tangerang dari 93 perjalanan menjadi 78 perjalanan sehari. Hal itu lantaran rel yang dilewati Kereta Bandara harus dipakai bergantian dengan KRL.

Head of Corporate Secretary and Legal PT AP II Agus Haryadi mengatakan, pihaknya sudah memiliki target beberapa stasiun lainnya yang sedang dalam masa pembangunan. Agus mengatakan, target selanjutnya untuk stasiun yang segera rampung, yaitu Duri.

Agus menyatakan, Stasiun Manggarai saat ini masih belum selesai, sehingga tidak dapat melayani penumpang. Dia belum bisa memastikan kapan pembangunan stasiun transit itu selesai. Apabila nantinya pembangunan Stasiun Manggarai selesai maka pemberangkatan awal Kereta Bandara dimulai dari stasiun tersebut.

(antara, Pengolah: erik purnama putra)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement