Kamis 04 Jan 2018 03:26 WIB

Industri Diminta Rangkul Perguruan Tinggi

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
Riset di Laboratorium (ilustrasi)
Riset di Laboratorium (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Guru besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Ali Khomsan membantah kalau seluruh hasil riset tidak berguna dan hanya berakhir di perpustakaan. Untuk itu ia meminta kalangan industri merangkul perguruan tinggi dengan berkontribusi membiayai riset supaya hasil-hasil riset bisa dimanfaatkan dan tidak berakhir hanya menjadi koleksi perpustakaan.

Ali membantah bahwa hasil riset banyak yang mangkrak di perpustakaan. Ia menjelaskan riset dibagi dua yaitu penelitiandasardan ada riset terapan.Riset-riset di terapan seringkali bisa diterapkan kalangan industri. Sebaliknya, penelitian dasar seringkali tidak bisa diterapkan di industri. Tetapi riset dasar itu bisa jugadiaplikasikan langsung ke industri atau ke policy maker.

"Jadi tidak bisa disamaratakan bahwa hasil riset itu mangkrak di perpustakaan," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (3/1).

Menurut Ali, pemerintah melalui Kementerian Riset dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) sebenarnya sudah cukup mendukung lahirnya riset dengan memberikan pembiayaan. Ia merasa pemerintah telah menggelontorkan dana-dana untuk riset. Tetapi di satu sisi ia mengharapkan pihaki dustri memiliki peran kontribusi budget untuk membiayai riset yang bisa diaplikasikan di industri. Menurutnya harus ada sinergi antara industri dengan perguruan tinggi.Industri-industri itu juga diminta harus maumerangkul perguruan tinggi untuk melakukan riset-riset yang sesuaikebutuhannya.

"Kalau industri kurang membantu membiaya riset, ya, tentu saja riset perguruan tinggi jadi tidak relevan karena riset kami kan banyak dibiayai perguruan tinggi. Sedangkan industri malah mungkin menggunakan riset dari Negara lain yang menurut mereka lebih menguntungkan, lebih murah dan lain-lain," ujarnya.

Memang, kata dia, kalangan perguruan tinggi tidak mengharapkan industriawan memahami jurnal ilmiah. Tapi banyak jurnal ilmiah yangsifatnya riset terapan dan bisa aplikasi untuk kalangan industriawan.

"Jadi menurut saya biarkan dunia perguruan tinggi melakukan riset dengan sifat dan jenisnya, sebagian tetap di perpustakaan sebagai upaya menggali ilmu lain lagi. Sebagian lainnya diaplikasikan oleh perusahaandan policy maker," katanya.

Di satu sisi ia meminta perguruan tinggi ikut menyebarluaskan hasil riset di forum-forum seminar. Ini karena seminar itu merupakan ajang yangpaling mudah mengambil atau mendatangkan mereka-mereka yang relevan sebagai pemangku kepentingan (stakeholder) dari kalangan perguruan tinggi atau pihak swasta.Sehingga kalau industriawan atau policy maker yang datang ke seminarbisa mengambil manfaat dari temuan penelitian yang dipublikasi di seminar itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement