REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbeda dengan Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Abduh---dua tokoh modernisme Islam, yang banyak menulis---KH Ahmad Dahlan lebih banyak menyampaikan pemikirannya melalui lisan.
Beberapa percik pemikiran sang pendiri Persyarikatan Muhammadiyah dikumpulkan dalam buku Tali Pengiket Hidup. Ini diterbitkan pertama kali oleh Het Bestuur Taman Puastaka Muhammadiyah, Yogyakarta, pada 1923.
Pada awal pesannya, KH Ahmad Dahlan menyatakan, "Pengetahuan tentang kesatuan hidup manusia adalah sebuah pengetahuan yang amat besar, yang meliputi bumi dan kemanusiaan."
Dalam pesan-pesannya yang lain, Kiai Dahlan juga menjelaskan perbedaan orang pintar dan orang bodoh. Menurutnya, antara pintar dan bodoh sesungguhnya adalah suatu yang bertentangan dan berbeda, akan tetapi kebanyakan manusia sama saja di antara pintar dan bodoh.
Keduanya selalu senang kepada apa saja yang disetujuinya, dan membenci kepada yang tidak disetujuinya. Dan, sebenarnya apa saja yang dapat diputuskan oleh orang-orang pandai dan pintar, dapat pula diputuskan oleh orang yang bodoh.
Maka, lanjut Dahlan, orang yang sempurna akalnya haruslah dapat membedakan antara pintar dan bodoh tersebut. Sesungguhnya, antara pintar dan bodoh tidak ada bedanya kecuali jika diperbandingkan kepada yang 'benar' dan yang 'salah`. Di sana, akan terlihat kemantapan sikap orang yang pintar dan goyahnya sikap orang yang bodoh.
View this post on Instagram
Perbedaan antara pintar dan bodoh, tulis kaii Dahlan, sesungguhnya ialah sebagai berikut.