REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menilai Indonesia dan Myanmar perlu memperdalam hubungan bilateral dalam sektor-sektor yang memiliki potensi untuk dikembangkan ke depan.
"Dari kunjungan saya ke Naypyidaw bulan lalu, saya menyadari bahwa Indonesia dan Myanmar perlu memperdalam hubungan bilateral dalam beberapa sektor seperti pertanian, industri, peternakan, tekstil, manufaktur, dan produk makanan," ujar Wiranto dalam Peringatan Hari Kemerdekaan Myanmar yang ke-70 di Jakarta, Kamis malam.
Mewakili pemerintah dan masyarakat Indonesia, Wiranto mengucapkan selamat atas Peringatan Hari Kemerdekaan Myanmar yang ke-70 serta berharap pemerintah dan rakyat Myanmar berbahagia, sukses, dan sejahtera.
Wiranto mengatakan Indonesia dan Myanmar memiliki hubungan pertemanan yang lama serta saling menguntungkan selama bertahun-tahun. Myanmar pun merupakan rekan Indonesia dalam berbagai bidang, juga rekan sesama anggota ASEAN.
Selain hubungan bilateral, tutur Wiranto, kedua negara juga bekerja sama di bidang keamanan, khususnya dalam hal melawan perdagangan manusia. "Pemerintah Indonesia memfasilitasi institusi untuk mencapai target perlawanan terhadap perdagangan manusia dengan memberikan bantuan melalui Kedutaan Myanmar," ucap Wiranto.
Pemerintah Indonesia, kata dia, juga bekerja sama dengan Pemerintah Myanmar dalam mengatasi situasi di Rakhine, di antaranya membangun sekolah dan rumah sakit serta menyediakan pendampingan kemanusiaan.
Indonesia mendukung Myanmar untuk memaksimalkan potensi kekuatannya, tidak hanya untuk rakyat, melainkan juga untuk ASEAN dan dunia. "Bersama anggota ASEAN kita perlu terus memainkan peran yang signifikan dalam mengeratkan komunitas ASEAN, bersama kita bangun ASEAN yang lebih kuat," ujar Wiranto