REPUBLIKA.CO.ID, GEDUNG PUTIH -- Buku 'Fire and Fury' karya jurnalis Michael Wolff yang baru diluncurkan pada Kamis (5/1), seketika menjadi sorotan. Buku yang mengulas sosok Presiden Amerika Serikat Donald Trump selama bertugas di Gedung Putih ini, membuat kesehatan mental Trump kembali diperbincangkan banyak kalangan.
Wolff mengungkapkan, semua orang yang berada di sekitar Trump sangat menyadari bahwa sang presiden kerap mengulang pernyataannya. Dulu, Trump terbiasa mengulang tiga cerita yang sama dengan kata-kata dan ekspresi yang sama dengan jeda waktu sekitar 30 menit.
"Sekarang dalam waktu 10 menit. Memang, banyak dari kicauannya (di Twitter) yang merupakan hasil dari pengulangan. Dia tak bisa berhenti mengatakan sesuatu," ujar Wolff seperti dilansir Guardian.
Seperti dilansir BBC, buku karangan Wolff ini juga mengungkapkan bahwa Trump sempat tak bisa mengenali teman-teman dekatnya. Wolff juga mengatakan, seorang staf Gedung Putih mendeskripsikan Trump sebagai anak kecil karena sang presiden memiliki karakter di mana keinginannya harus segera dipenuhi. "Semua tentang dia. Laki-laki ini tidak membaca, tidak mendengarkan," ungkap Wolff menirukan pernyataan staf Gedung Putih tersebut.
Wolff bukan satu-satunya orang yang menyoroti kondisi kesehatan mental sang presiden dalam sebuah buku. Asisten profesor dari Yale School of Medicine Bandy Lee juga sempat menyoroti kondisi kesehatan mental Trump dalam buku 'The Dangerous Case of Donald Trump'. Dalam buku ini, terdapat beragam essai yang ditulis oleh 27 tenaga kesehatan mental profesional yang menilai sang presiden.