REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- UNESCO dan otoritas Prancis turut mengutuk keras tindakan rasilalis yang mendera gelandang Juventus Blaise Matuidi. Dinukil dari Football Italia, Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay dan Menteri Olahraga Prancis Laura Flessel telah bertemu dalam sebuah kesempatan kerja, Selasa (9/1) dini hari WIB.
Usai pertemuan tersebut, keduanya mewakili lembaga masing-masing menyatakan kecaman terhadap aksi yang terjadi di kompetisi Liga Seri A Italia itu. Prancis mengeluarkan pernyataan tegas untuk melindungi Matuidi yang merupakan pemain negara tersebut.
UNESCO merasa perlu ikut campur secara nyata karena Juventus merupakan rekan dalam upaya PBB dalam melawan tindakan rasisme di Italia. Kerja sama antara UNESCO dan Juventus sudah terjalin sejak 2014 silam.
"Kami menyatakan kutukan keras terhadap aksis rasisme ini," tegas mereka, dikutip Selasa.
Sebelumnya, Matuidi mengungkapkan adanya tindak rasisme yang sangat brutal dilakukan oleh pendukung Cagliari ketika timnya melawat ke markas klub asal pesisir pantai selatan Italia itu. Sepanjang laga yang dimenangkan Juventus dengan skor 0-1 tersebut, hinaan terkait warna kulit terus diterima oleh pemain keturunan campuran Angola-Kongo tersebut.
"Saya mengalami tindakan rasisme selama pertandingan dari orang-orang lemah yang mencoba mengintimidasi melalui kebencian, saya bukan seseorang yang membenci dan saya hanya bisa merasa kasihan kepada mereka yang memberi contoh buruk," tulis Matuidi di Facebook setelah kemenangan tersebut akhir pekan lalu.
Menanggapi aksi rasis yang diterima Matuidi, badan disiplin Calcio Italia dikabarkan sudah melakukan investigasi. Berdasarkan pengalaman, umumnya klub yang para tifosinya terbukti melakukan aksi rasis akan dijatuhi denda.
Klub Sardinia itu belakangan juga meminta maaf kepada pemain Prancis tersebut.