REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan impor beras mengatakan impor beras merupakan kebijakan yang diambil untuk kebaikan bangsa. Menurutnya, selama dua tahun terakhir sejak 2016, pemerintah tidak melakukan impor beras medium.
"Kita berdoa yang terbaik untuk bangsa, yang jelas pemerintah selalu melakukan yang terbaik untuk bangsa," katanya saat ditemui di Hotel Bidakara, Senin (15/12).
Dalam waktu dekat diperkirakan panen raya akan terjadi pada Februari. Namun Kementerian Perdagangan telah menyetujui dibukanya keran impor beras sebesar 500 ribu ton yang akan masuk akhir Januari.
Alasan dilakukannya impor lantaran harga beras yang tinggi di lapangan karena keterbatasan stok. Sebaliknya, Amran mengatakan, produksi beras surplus dengan panen setiap hari.
Ia menjelaskan, pada pertanaman padi Oktober 2017, panen sudah bisa dilakukan pada Januari mengingat umur padi selama tiga bulan. "Ada ya. Kalau ada berarti ada. Kalau normal Februari-Maret april panen puncak," katanya.
Meski tidak bisa menyebut berapa angka produksi yang ada di masyarakat Amran menegaskan data yang digunakan terkait pasokan bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS).
"Data serahkan BPS, data satu pintu," ujar dia.
Baca juga: Impor Beras Jelang Panen Raya, Ini Respons Jusuf Kalla