Kamis 25 Jan 2018 19:00 WIB

Hakikat Penciptaan

Islam sebagai agama penutup mengajarkan hakikat penciptaan.

Rep: A Syalaby Ichsan/ Red: Agung Sasongko
Alam semesta
Foto: http://scitechie.com
Alam semesta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ateisme sudah menjadi gejala di berbagai belahan dunia. Survei yang dilakukan di beberapa negara menunjukkan pilihan warga untuk mencon- treng non-religion saat mengisi kuisioner.

Di Inggris, survei yang dilakukan profesor teologi dan sosiologi agama di Universitas St Mary, Twickenham, Stephen Bullivant, mengungkap hampir 50 persen penduduk Inggris tidak beragama. Para pengisi kolom tidak beragama dikenal sebagai nones. Populasi mereka saat ini sudah berada di angka 48,6 persen.

Di Australia, banyak warga dilahirkan dalam keadaan beragama, tetapi tidak lagi mempraktikkan ajaran agama. Hasil sensus 2011 membuktikan itu. Ada 4,79 juta warga Australia mengaku tidak beragama. `No religion' menempati peringkat ke-2 (22,3 persen). Sementara, Katolik Roma masih berada di urutan pertama (25,3 persen). Di negeri Kanguru, banyak gereja juga sudah berubah fungsi karena sepi pengunjung. Tidak jarang ada gereja yang justru beralih fungsi menjadi klub diskotek.

Di Indonesia, ateisme memang tidak populer. Negara berdasarkan Pancasila yang menempatkan Ketuhanan yang Maha Esa ini membuat kaum ateis seolah tidak mendapat tempat di Tanah Air. Meski demikian, survei Gallup yang dilakukan pada 2014 lalu menunjukkan, ada sekitar 15 persen responden asal Indonesia yang mengaku tidak religius sementara dua persen lainnya tidak masuk kategori apa pun. Dalam survei ini, sebanyak 82 persen warga Indonesia mengaku masih religus.

 

Ateisme punya jejak sejarah panjang di bumi ini.

Di dalam literatur sejarah klasik, nama Baron d'Holbach mungkin tercatat sebagai filosof pertama yang mendeklarasikan diri sebagai paham yang tidak bertuh an. Pada tahun 1770, penulis berkebangsaan Prancis ini menerbitkan bukunya Systeme de la nature. Dalam buku tersebut, d'Holbach menegaskan, hukum mekanis sebab akibat yang membangun sistem fisika dalam alam semesta. Bukan diciptakan oleh Tuhan. Dia pun menegaskan, Kekristenan dan agama lainnya bertentangan dengan kemajuan moral kemanusiaan.

Ateisme semakin populer saat Karl Marx, pelopor komunisme menerbitkan Das Capital pada 1867. Marx mengatakan, agama adalah candu bagi masyarakat karena membius mereka untuk tidak mengatasi kesulitan ekonominya. Hingga sekarang, komunisme dipraktikkan di beberapa negara seperti Rusia dan Cina.

Penciptaan 

Islam sebagai agama penutup mengajarkan hakikat penciptaan. Allah Sang Maha Pen cipta pun berfirman pertama kali kepada Muhammad. Memberi instruksi untuk membaca atas nama Tuhan yang Mencipta kan. Tidak hanya itu, banyak ayat dalam Alquran yang mengurai hakikat penciptaan. Contohnya saja penciptaan manusia.

Dalam QS al-Mu'minun:14, Allah SWT berfirman: Kemudian Kami jadikan nutfah (air mani) itu `alaqah. Lalu, `alaqah tadi Kami jadikan mudghah (segumpal daging). Dokter Ibrahim B Syed dari Universitas Loisville, Kentucky, Amerika Serikat, mengungkapkan, `alaqah dalam bahasa Arab memiliki dua pengertian. Pertama, sesuatu yang menempel dan menyangkut pada sesuatu yang lain. Kedua, alaqahberarti lintah.

Dibuktikan dalam dunia medis, penempelan menggambarkan terjadinya penyang kutan, kemudian menempel lantas tertanamnya blastosis(embrio setelah lima hari pascapembuahan) ke lapisan batas dinding rahim (endometrium). Embrio tersebut melekat di dinding endometrium dari uterus, dengan cara persis seekor lintah saat menempel di kulit manusia. Bagaimana Alquran bisa secara presisi menggambarkan proses alaqahyang bisa terbukti dalam ilmu pengetahuan modern saat ini?

Kebenaran Alquran lainnya terbukti pada dua tahun lalu. Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA mengambil gambar nebula menggunakan teleskop Hubble. NGC 6543, yang dijuluki `Nebula Mata Kucing (cat eye nebula) diperkirakan baru berusia 1.000 tahun. Apabila perhatikan lebih lanjut, nebula ini lebih cocok disebut sebagai nebula mawar merah dari pada mata kucing.

Apa yang didapati oleh NASA ini sebenarnya telah disebutkan dalam Alquran 14 abad yang lalu jauh sebelum para ilmuwan NASA menemukannya. Fenomena yang ditemukan oleh NASA ini difirmankan Allah dalam surah ar-Rahman ayat 37 yang artinya: Maka, ketika langit terbelah (meledak) lalu menjadilah ia mawar merah yang berkilat seperti minyak.

Ayat tentang mawar merah sebenarnya juga ditafsirkan sebagai bukti dari teori penciptaan oleh beberapa ilmuwan. Ahli Astronomi Amerika bernama Edwin Hubble pada 1929 menemukan fakta tentang terjadinya ledakan besar di angkasa. Teori Ledakan Besar (Bing Bang Theory)ini mengungkapkan, alam semesta termasuk bumi dan isinya itu terbentuk dari sebuah ledakan besar.

Teori ini menyatakan adanya awal atau permulaan pada alam semesta -- yang disebabkan oleh Big Bang. Kalau alam semesta itu memiliki permulaan, tentu saja ada yang menciptakannya, yakni Tuhan, Sang Pencipta semesta alam.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement