Sabtu 03 Feb 2018 03:28 WIB

Cholil Nafis: Negara Harus Pastikan Keamanan Penduduknya

Warga diharapkan terlibat dalam mendeteksi sedini mungkin ketika ada ancaman.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agus Yulianto
Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), Cholil Nafis
Foto: ROL/Fakhtar K Lubis
Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), Cholil Nafis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Negara sangat berperan dalam memastikan keamanan penduduknya, termasuk para ulama. Hal ini disampaikan Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia, KH Cholil Nafis terkait peristiwa penganiayaan tokoh agama Islam.

Ia menyampaikan, kasus ini harus dibuat sangat jelas dan diselidiki secara mendalam. "Pertama memastikan pelaku itu orang gila beneran atau tidak?," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (2/2).

Jika dipastikan benar-benar gila, maka pelaku perlu pengawasan sangat ketat karena sudah memakan korban. Aparat juga harus memastikan pihak yang bertanggung jawab atas pelaku.

Cholil mengakui, banyaknya kecurigaan kenapa dalam dua kasus, yang menjadi sasaran adalah ulama dan pelakunya sama-sama orang gila. "Ini benar-benar perlu ditelusuri kenapa sama-sama ustaz," kata dia.

Ia berharap, Kepolisian juga pemerintah bisa memastikan keamanan warganya setelah insiden ini. Apalagi selama ini, ulama dianggap sebagai orang penting di dalam kehidupan bermasyarakat.

"Adalah kewajiban pemerintah untuk menjamin keamanan warganya," kata dia. Lebih lanjut, Cholil meminta, semua pihak turut serta dalam mewaspadai hal-hal yang bisa terjadi disebabkan oleh orang gila.

Penduduk diharapkan terlibat dalam mendeteksi sedini mungkin ketika ada gejala-gejala membahayakan. "Kiai atau ustaz tidak ditinggal sendirian, meski bukan di area rawan, ya kita harap pemerintah memantau tokoh-tokoh agama ini, dijaga keselamatannya dan keamanannya," katanya.

Dalam beberapa hari terakhir, dua ustaz menjadi korban penganiayaan oleh orang diduga mengalami gangguan jiwa. Terbaru, Brigade Persatuan Islam Komando Pusat Ustaz Prawoto meninggal dunia setelah dianiaya dengan linggis.

Sebelumnya, Pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah Cicalengka, Kabupaten Bandung, KH Umar Basri (Mama Santiong) menjadi korban penganiayaan usai shalat Subuh di masjid. Kini ia dalam kondisi stabil dan pelaku sudah ditahan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement