REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lion Air Group mendatangkan 36 pesawat pada 2018 ini untuk meningkatkan operasional perusahaan.
Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait merinci di antaranya ATR 72-600 datang 20 Unit, Airbus A320CEO delapan unit, Boeing 737 MAX 8 sebanyak empat unit dan Boeing 737 MAX 9 sebanyak sembilan unit. Ia mengatakan seluruh pesawat Boeing 737 MAX 9 yang memiliki kapasitas 200 orang akan dikirim ke Thailand.
"Akan banyak yang kita buat di Thailand," katanya saat diskusi di Jakarta, Senin (6/2).
Pesawat itu akan dikirim langsung ke Thailand untuk mengembangkan bisnis penerbangan Thai Lion Air. Edward mengatakan akan mengembangkan banyak rute penerbangan internasional ke Bangladesh, Cina, dan India.
Dengan kapasitas yang besar, maskapai Thai Lion Air diyakini bisa mengembangkan target jumlah penumpang dengan baik. Hal ini karena Boeing MAX 9 lebih unggul dari seri sebelumnya yaitu MAX 8 dengan kapasitas kurang dari 200 orang. Namun secara teknologi sama, yaitu hemat bahan bakar dan daya operasional panjang hingga tujuh jam.
Selain itu, Thailand memiliki kapasitas bandara yang cukup untuk menyimpan pesawat. Sementara Indonesia memiliki keterbatasan kapasitas di bandara eksisting, karena ruang parkir pesawat yang padat.
Selain itu, bandara Indonesia tidak banyak dibuka operasional hingga malam hari, sehingga sulit dilakukan ekspansi penerbangan internasional di bandara besar karena keterbatasan slot. Selain empat pesawat ini, Lion Air Group masih akan kedatangan 36 pesawat jenis Airbus, Boeing, dan ATR sepanjang 2019.
"Airbus masih diprediksi akan datang delapan pesawat, Boeing delapan pesawat dan ATR 6 pesawat," ujarnya.
Tahun ini Lion Air Group juga memesan 50 unit pesawat jenis Boeing 737 MAX 10 sejak tahun lalu. Edward mengatakan Boeing 737 MAX 10 memiliki sejumlah keunggulan dibanding seri sebelumnya yaitu MAX 8 dan 9, yaitu kapasitas hingga 200 orang ini lebih irit bahan bakar dan tempuh setiap penerbangan juga mencapai sembilan jam. "Lebih unggul dari seri sebelumnya. Lebih bisa digunakan untuk penerbangan dengan jarak tempuh delapan jam," ujarnya.
Untuk penerbangan kelas ekonomi, operasional pesawat ini menguntungkan bagi maskapai dan penumpang. Hal ini karena membuat harga tiket jadi lebih murah dengan penerbangan yang efisien.
Dia mengatakan pesawat tersebut untuk pengembangan rute hingga ke benua Eropa atau India. Jangka pendeknya, kata dia, melengkapi rute-rute eksisting yang menjadi favorit pelanggan setiap maskapai naungan Lion Air Group.